Dalam rangka meningkatkan skala pengetahuan, Yasiwa melaksanakan pelatihan penyusunan proposal pendanaan bagi Organisasi Masyarakat Sipil (OMS) pada tanggal 19 – 20 Mei 2023 di Hotel Selyca Mulia, Samarinda,
Terselenggaranya pelatihan tersebut, Yasiwa mendapat dukungan pendanaan dari The David and Lucile Peckard Foundation dan Yayasan Penabulu-Lingkar Madani. Lingkar Madani merupakan program yang berkomitmen untuk meningkatkan kapasitas Organisasi Masyarakat Sipil atau yang sering disebut Lembaga Swadaya Masyarakat.
Selain staf konsorsium Yasiwa-Yayasan Ulin, juga hadir dari Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) Kalimantan Timur, Yayasan Bumi, dan Dewan Daerah Perubahan Iklim (DDPI) sebagai peserta pelatihan.
Pelatihan ini diisi oleh salah satu narasumber, Ahmad Bhaki dari Arunika Solusi Nusantara, Jakarta yang telah memiliki pengalaman sebagai reviewer proposal pada Lembaga Internasional. Adapun fasilitatornya, Suharsih dari Yayasan Satunama yang juga memiliki banyak pengalaman dalam memfasilitasi peningkatan kapasitas LSM.
Monica Kusneti, ketua Yasiwa menyampaikan rasa terima kasih atas kehadiran para peserta untuk bersama belajar. Adanya pertemuan ini bertujuan untuk peningkatan kapasitas. Ia menengaskan, harapannya dari pertemuan ini ada draft yang dapat dikembangkan dan memperkuat atau memperluas jaringan komunikasi.
Sebab, menulis proposal LSM memerlukan pengetahuan yang mendalam agar sasaran dan peluang pendanaannya lebih tepat. Adapun materi yang disampaikan, berupa tahapan penyusunan proposal, hingga seputar tips and trick menulis.
Pelatihan dikemas dengan menarik, dimana fasilitator sangat cakap dalam menciptakan suasana belajar yang santai dan menyenangkan. Selain memberikan teori, juga diajak untuk melakukan praktek penyusunan konsep proposal secara berkelompok.
Dari Aman mengangkat tema Sekolah Adat Sadarkan Anak Adat (SESAT), lalu DDPI mengambil tema Koordinasi Pembangunan Hijau dan Perubahan Iklim Provinsi Kalimantan Timur (KOPI HITAM), dan Yayasan Bumi mengenai Penguatan Kampung Iklim-plus desa-desa Lahan gambut DAS Mahakam Tengah.
Sementara dari konsorsium mengangkat empat tema yang meliputi: Digitalisasi data potensi desa dan data SDGs, Konservasi Buaya air tawar Kutai Timur (Ko-Baik), Restorasi untuk ekonomi hijau, dan Perlindungan kehati LBMS berbasis lokal.(ml)
