Burung kerak atau Acridotheres adalah genus dari burung jalak (Sturnidae). Tersebar luas di daerah tropis selatan Asia, meliputi Tiongkok Selatan, Iran Timur, hingga Indonesia. Dari beberapa spesies yang ada di Indonesia, dua di antaranya akan dibahas dalam artikel ini. Bagaimana, karakteristik dari burung tersebut? Yuk, lihat penjelasannya!
Burung Kerak Kerbau
Burung dengan nama Acridotheres javanicus dikenal juga sebagai jalak kerbau atau kebo dan jalak hitam. Spesies ini tersebar luas di Asia Timur dan Asia Tenggara, sementara di Indonesia dapat dijumpai di Jawa dan Bali. Hidup dengan ketinggian mencapai 1.500 mdpl. Habitat alami berada di padang rumput, sawah, perkebunan, hutan mangrove, terkadang juga ditemui di daerah pedesaan.
Hidup dalam kelompok besar maupun kecil. Mencari makan di sekitar padang rumput, lahan pertanian, dan juga pemukiman. Jika di alam bebas, burung ini sering mendatangi areal ladang penggembalaan kerbau. Kerap kali bertengger di atas punggung kerbau sambil mencari kutu yang menempel pada tubuh kerbau tersebut. Oleh karena itulah, asal mula disebut sebagai burung kerak kerbau (jalak kerbau).
Sama seperti jalak pada umumnya, kerak kerbau adalah burung omnivore yang memangsa serangga (jangkrik dan ulat bambu), di samping itu juga memakan buah, biji-bijian, dan nektar. Masa berkembangbiak berlangsung dari bulan Mei – November. Dapat menghasilkan 2 – 3 butir telur berwarna hijau biru dan sarangnya berada di lubang pohon.
Kerak kerbau berukuran sedang dengan dominasi bulu berwarna abu-abu tua (kehitaman). Namun, ada bercak putih pada bulu primernya, tunggir, dan ujung ekornya. Postur tubuh sang jantan lebih panjang dibandingkan betina. Begitu juga dengan tatapan matanya yang tampak tajam. Jambul tampak pendek, iris berwarna jingga, paruh beserta kaki berwarna kuning.
Kerak kerbau banyak diburu karena termasuk salah satu burung kicau yang populer. Kicauannya berbunyi parau dengan nada “ciriktetowi“, berbagai suara siulannya “criuk, criuk” yang khas, terutama sewaktu terbang. Hal inilah yang membuat sebagian orang tertarik untuk memeliharanya, bahkan memburunya. Alhasil populasinya kian berkurang, sehingga terancam punah.
Burung Kerak Jambul
Burung kerak jambul atau bernama latin Acridotheres cristatellus dikenal juga sebagai jalak cina. Spesies dari famili jalak ini berasal dari Tiongkok Tenggara dan Indonesia. Dasar penamaannya diambil dari bulu yang berada pada dahinya dan menyerupai jambul.
Sebagai burung omnivora, makanan utama kerak jambul adalah serangga. Akan tetapi, juga bisa memakan berbagai jenis buah-buahan dan biji-bijian. Perawakannya mirip seperti burung kerak kerbau, hanya perbedaannya terletak pada lebar warna putih pada ujung ekor dan paruh. Di mana warna paruhnya keputihan, bukan kuning seperti jalak lainnya.
Ukuran tubuhnya sedang dengan panjang yang mencapai 27 cm. Warna tubuhnya hitam legam dengan bercak putih berkilau pada sayapnya. Terdapat jambul kecil tepat di atas kepala dan pangkal paruhnya berwarna kuning tidak begitu pekat.
Hidupnya secara berkelompok, bahkan sesekali bercampur dengan burung gagak lain saat bertengger dan mencari makan. Sebagian besar wilayah jelajahnya berada di perkotaan, perdesaan, taman, kota, padang rumput, dan bersarang di gedung-gedung. Kerap kali juga berada di dekat peternakan untuk memakan serangga di sekitar mereka.konsorsium Yasiwa-Yayasan Ulin (ml).