Merajut Komunikasi Untuk Pengelolaan KEP LBMS

July 25, 2024

Bagikan

Share on facebook
Facebook
Share on twitter
Twitter
Share on linkedin
LinkedIn
Share on whatsapp
WhatsApp

Silaturahmi anggota forum Pengelolaan Kawasan Ekosistem Penting Lahan Basah Mesangat Suwi (KEP LBMS) kepada Manajemen PT Sawit Sukses Sejahtera (PT SSS) di Camp Beton, Desa Kelinjau Ulu, Kecamatan Muara Ancalong, telah berlangsung pada tanggal 4 Juli 2024.

            Anggota forum yang turut hadir dari perwakilan Dinas Perkebunan, Dinas Lingkungan Hidup, Dinas Perikanan, Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Bagian Sumber Daya Alam Setda Kutai Timur, dan Konsorsium Yasiwa-Yayasan Ulin dengan dukungan pendanaan dari USAID-Segar.

            Agenda ini dimaksudkan untuk mengkomunikasikan perkembangan KEP LBMS kepada Manajemen Perusahaan PT SSS yang baru karena perusahaan melakukan take over dari Manajemen yang sebelumnya. Secara prinsip, perusahaan menyampaikan komitmen untuk mendukung pengelolaan lahan basah.

            Pihak perusahaan juga akan membuat pintu air untuk pengelolaan level air di perkebunan. Sebab, perkebunan berbatasan langsung dengan lahan basah, ada kalanya menggenangi kebun saat banjir dan kekurangan air ketika surut. Untuk itu, pengelolaan bertujuan mengatur ketersediaan air bagi tanaman sawit. Harapannya juga dapat memperkecil atau mengurangi dampak terhadap lahan basah yang menjadi tempat nelayan mencari ikan.

            Hari berikutnya, Tim perwakilan Anggota Forum melakukan dialog dengan Pemerintah Kecamatan Muara Ancalong, Desa Kelinjau Ilir, Kelinjau Tengah dan Kelinjau Ulu. Dalam pertemuan ini, diberikan update tentang perkembangan KEP LBMS, bahwa Rencana Aksi Pengelolaan KEP LBMS telah diadopsi oleh Bappeda untuk diharmonisasikan dengan RPJMD Kabupaten Kutai Timur.

            Perwakilan dari Dinas PUPR, menyampaikan bahwa tahun 2025 telah dianggarkan kegiatan normalisasi Danau Luah Putih untuk mendukung pengembangan wisata. Sementara dari Dinas Perikanan menggali permasalahan yang terjadi, terkait penyetruman ikan. Disarankan agar pemerintah desa membentuk Kelompok Masyarakat Pengawas (POKMASWAS) yang dapat membantu dan mengontrol apabila terjadi penyetruman, dan akan memudahkan Pengawas dari Dinas Perikanan berkoordinasi dengan tingkat tapak saat melakukan pengawasan.

            Kepada bagian SDA Kutai Timur, disampaikan usulan untuk mengalokasikan pelatihan budi daya jamur tiram bagi masyarakat Muara Ancalong, sebelumnya telah dilakukan pelatihan di Muara Bengkal dan Long Mesangat.

Disampaikan oleh perwakilan desa Kelinjau Ulu, bahwa telah dilakukan sosialiasi rencana pembagian manfaat dana karbon (FCPF-CF). Desa Kelinjau Ilir dan Kelinjau Ulu, dua diantara desa-desa penerima manfaat dana karbon, karena masih memiliki tutupan hutan. Berkaitan dengan hal tersebut, dijelaskan oleh perwakilan dari Konsorsium Yasiwa-Yayasan Ulin, bahwa dana karbon bisa digunakan untuk pembentukan, pelatihan dan operasional bagi POKMASWAS.    

Sore harinya tim Anggota Forum berkunjung ke Luah Putih, untuk melihat perkembangan pembangunan gazebo oleh Dinas Pariwisata, dan khususnya bagi perwakilan dari Dinas PUPR untuk melakukan orientasi lapangan, sehingga mendapatkan Gambaran untuk perencanaan normalisasi nantinya.  Didampingi oleh Tayong, PJ Kepala desa Kelinjau Tengah, yang pada saat bersamaan menerima kunjungan Tim dari Kesatuan Pengelola Hutan (KPH) Kelinjau. Tim KPH Kelinjau datang untuk mengantarkan bantuan bibit pohon buah dan pupuk untuk ditanam di Luah Putih sebagai upaya restorasi dengan tanaman pangan. Dinas Pariwisata juga sudah mengalokasikan dana untuk membangun 10 gazebo tambahan, imbuh Tayong. Konsorsium Yasiwa-Yayasan Ulin (ml).  

Kunjungan kepada Manajemen PT Sawit Sukses Sejahtera.Foto: Konsorsium Yasiwa-Yayasna Ulin
Kunjungan kepada Manajemen PT Sawit Sukses Sejahtera.Foto: Konsorsium Yasiwa-Yayasna Ulin
Dialog Tim anggota Forum dengan Perwakilan Kecamatan Muara Ancalong, desa Kelinjau Ilir, Kelinjau Tengah dan Kelinjau Ulu. Foto: Konsorsium Yasiwa-Yayasna Ulin
Dialog Tim anggota Forum dengan Perwakilan Kecamatan Muara Ancalong, desa Kelinjau Ilir, Kelinjau Tengah dan Kelinjau Ulu. Foto: Konsorsium Yasiwa-Yayasna Ulin
Destinasi wisata Luah Putih. Foto: Konsorsium Yasiwa-Yayasna Ulin
Destinasi wisata Luah Putih. Foto: Konsorsium Yasiwa-Yayasna Ulin

Bagikan

Share on facebook
Share on twitter
Share on linkedin
Share on whatsapp

Artikel Lainnya

Pelatihan Pengelolaan Website Desa: Langkah Strategis Menuju Transformasi Digital
Rencana Strategis Yasiwa
Rencana Strategis Yasiwa
Dijuluki Sebagai Beruang Terkecil di Dunia, Begini Fakta Tentangnya!

MENGAPA KONSERVASI?

Banyak yang tidak menyadari begitu besar nilai dan manfaat keragaman hayati sebagai dasar dari kehidupan di bumi dan jasa ekologi yang disediakan secara cuma-cuma oleh habitat-habitat alami dalam bentang alam.
Sebagian besar keragaman hayati hidup di luar kawasan dilindungi, yang umumnya merupakan hutan dataran rendah yang memiliki keragaman hayati yang tinggi, lahan basah yang penting untuk tata air, ataupun lahan gambut yang memiliki kandungan karbon yang tinggi.
Ragam pemanfaatan bentang alam merupakan hasil perkembangan dari waktu ke waktu untuk pertanian, perkebunan, perikanan, agroforestry, pertambangan, pemukiman, yang perlu diimbangi dengan alokasi hutan lindung dan konservasi yang proporsional untuk menjaga ketahanan lingkungan
Oleh karena itu, para pihak yang memanfaatkan bentang alam bertanggung jawab untuk mempertahankan keragaman hayati dengan menyisihkan habitat-habitat alami sebagai aset yang penting untuk kehidupan masa depan. Kegiatan inti Yasiwa difokuskan pada pencapaian pengelolaan konservasi praktis dan efektif untuk keragaman hayati dan habitatnya pada beragam pemanfaatan bentang alam tersebut di atas.
Previous
Next

YASIWA, 2020