Burung Perling Kumbang, Spesies Penyerbuk Tanaman

April 17, 2024

Bagikan

Share on facebook
Facebook
Share on twitter
Twitter
Share on linkedin
LinkedIn
Share on whatsapp
WhatsApp

Burung perling kumbang atau Aplonis panayensis adalah spesies dari famili Sturnidae. Burung ini dikenal memiliki mata merah yang tajam dan menyalak. Ditambah lagi tubuhnya didominasi warna hitam mengkilat. Semakin terlihat menyeramkan, bukan? Nah, bagaimana sih ciri-ciri burung perling kumbang ini? Yuk, kita baca penjelasannya di bawah ini!

Tersebar Luas di Asia Selatan dan Tenggara

            Burung yang tesebar luas di wilayah Asia Selatan dan Tenggara ini hidup berkelompok dalam jumlah yang cukup besar. Habitat aslinya berada di hutan tropis dataran rendah dengan ketinggian 1.200 meter di atas permukaan laut. Perling kumbang kerap kali mengunjungi daerah terbuka untuk bertengger, mencari serangga, bahkan di pepohonan untuk memakan buah.

Selain itu, menyukai hutan di dataran rendah dan perbukitan. Di Indonesia, burung ini menghuni Pulau Sumatera, Jawa, Bali, Sulawesi, hingga Kalimantan. Berdasarkan hasil monitoring dari Biodiversity Warrior, perling kumbang ditemukan di sekitar Sungai Karang Mumus (Sub DAS Mahakam) anak Sungai Mahakam, di Samarinda Kalimantan Timur.

Karakteristik Burung Perling Kumbang

            Panjang tubuh mencapai 20 – 25 cm. Tubuhnya berwarna hitam mengkilat, sementara bagian dadanya bercorak hitam ke abu-abuan. Begitu pula paruh dan kakinya juga hitam abu-abu, serta bagian perutnya putih dengan guratan hitam. Paruhnya tebal agak melengkung ke bawah. Sebagian besar jenis ini memiliki mata berwarna merah delima. Namun, setiap spesies perbedaan warna bulu, ukuran, maupun kebiasaan makanan.

            Burung perling kumbang juga dikenal dengan suara kicauannya yang indah. Bunyi suaranya khas, tajam dan terdengar melengking. Tak heran, kalau mereka sering kali dijadikan sebagai bahan pancingan untuk burung lain karena bisa menghasilkan berbagai suara yang variatif.

            Sang jantan sering kali mengeluarkan suara yang khas untuk menarik perhatian sang betina dan menandainya wilayahnya. Hidupnya tergolong soliter, tetapi akan berpasangan selama musim berkembang biak dan terkadang membuat kelompok kecil saat hendak mencari makan maupun bermigrasi.

            Perling kumbang termasuk burung migran yang melakukan perjalanan jauh untuk mencari daerah yang lebih hangat ketika memasuki musim dingin. Dari migrasi inilah dapat membantu mereka mencari makanan dan meningkatkan peluang untuk berkembang biak. Mereka bisa menghasilkan telur 2 – 4 butir. Proses inkubasi terjadi selama 12 – 15 hari sebelum menetas.

Tergolong Burung Omnivora

            Perling kumbang termasuk burung omnivora atau pemakan segala jenis makanan. Burung ini memakan buah-buahan, seperti pepaya, pisang, mangga, dan buah ara. Namun, juga memakan nektar, serangga, laba-laba, dan siput yang berada di pepohonan maupun semak-semak. Jenis ini sangat aktif dan lincah. Mereka akan terbang dengan cepat saat mencari makan. Biasanya saat mencari makan, akan mengunjungi kawasan terbuka dekat hutan, desa, bahkan sampai ke perkotaan.

Berperan Dalam Penyerbukan

            Uniknya, burung ini punya kebiasaan mengunjungi bunga-bunga dan meminum nektarnya. Spesies ini juga berperan penting dalam ekosistem sebagai penyerbuk, sehingga membantu proses reproduksi dan keragaman tanaman.

            Ketika perling kumbang memakan nektar dari bunga, serbuk sari akan melekat pada tubuhnya dan dengan mudah akan ditransfer ke bunga lain saat mereka mengunjungi bunga tersebut. Melalui cara inilah, burung perling kumbang membantu pemindahan serbuk sari dan berkontribusi pada proses perkembangbiakan tanaman.

            Sayangnya, beberapa spesies burung perling mulai menghadapi ancaman karena hilangnya habitat alam, perdagangan liar, hingga perburuan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab. Mereka juga menjadi sasaran pemangsa, seperti ular, kucing liar, dan juga burung hantu. Oleh sebab itu, penting untuk mencegah terjadinya perdagangan liat dan melakukan upaya pelestarian untuk memastikan keberlangsungan hidup mereka.

Aplonis panayensis (Perling Kumbang), Foto oleh Nur Linda Isa

Bagikan

Share on facebook
Share on twitter
Share on linkedin
Share on whatsapp

Artikel Lainnya

Alap-alap Capung, Burung Predator Terkecil di Dunia
Mengenal Kucing Tandang yang Kian Terancam Punah
Pelatihan Penyusunan RPJM Desa Inklusif

MENGAPA KONSERVASI?

Banyak yang tidak menyadari begitu besar nilai dan manfaat keragaman hayati sebagai dasar dari kehidupan di bumi dan jasa ekologi yang disediakan secara cuma-cuma oleh habitat-habitat alami dalam bentang alam.
Sebagian besar keragaman hayati hidup di luar kawasan dilindungi, yang umumnya merupakan hutan dataran rendah yang memiliki keragaman hayati yang tinggi, lahan basah yang penting untuk tata air, ataupun lahan gambut yang memiliki kandungan karbon yang tinggi.
Ragam pemanfaatan bentang alam merupakan hasil perkembangan dari waktu ke waktu untuk pertanian, perkebunan, perikanan, agroforestry, pertambangan, pemukiman, yang perlu diimbangi dengan alokasi hutan lindung dan konservasi yang proporsional untuk menjaga ketahanan lingkungan
Oleh karena itu, para pihak yang memanfaatkan bentang alam bertanggung jawab untuk mempertahankan keragaman hayati dengan menyisihkan habitat-habitat alami sebagai aset yang penting untuk kehidupan masa depan. Kegiatan inti Yasiwa difokuskan pada pencapaian pengelolaan konservasi praktis dan efektif untuk keragaman hayati dan habitatnya pada beragam pemanfaatan bentang alam tersebut di atas.
Previous
Next

YASIWA, 2020