Ikan Pemanah, Spesies Handal Penembak Lawan!

January 22, 2024

Bagikan

Share on facebook
Facebook
Share on twitter
Twitter
Share on linkedin
LinkedIn
Share on whatsapp
WhatsApp

Ikan Pemanah, Spesies Handal Penembak Lawan!

      Tahukah kamu? Jika kemampuan menembak atau memanah tidak hanya dimiliki manusia saja. Tetapi, juga ada di dunia perikanan, yang mana ada spesies ikan yang memiliki kemampuan memanah, yaitu ikan sumpit atau pemanah. Ada tujuh jenis ikan pemanah dalam marga Toxotes, yang meliputi   Toxotes blythi, T. chataerus, T. jaculatrix, T. lorentzi, T. microlepis, T. oligolepis, serta T. kimberleyensis. Namun, yang akan kita bahas hanya jenis Toxotes chatareus, yang terdapat di Lahan Basah Mesangat. Ingin tahu bagaimana ciri-ciri dan keunikannya? Yuk, Simak penjelasannya.

Apa Itu Ikan Pemanah?

      Untuk sebagian orang mungkin masih asing dengan spesies ikan yang satu ini. Ikan pemanah atau ikan sumpit sering disebut sebagai archer fish dalam Bahasa Inggris. Dasar penamaan tersebut mengacu pada cara ikan pemanah mencari makan.

      Ikan pemanah dikenal karena kemampuannya menembak jatuh serangga yang sedang beristirahat dengan meludahkan semburan air ke arah mangsanya yang berada di dedaunan ataupun ranting layaknya memanah.

Habitat Alami

      Habitat aslinya berada di perairan tawar, tetapi juga dapat hidup di air payau, rawa bakau, daerah mangrove, menghuni danau, dan sungai kecil. Spesies ini pun dapat dijumpai di beberapa negara Asia, mulai dari Sri Lanka, Myanmar, Thailan, Vietnam, Laos, Kamboja, Papua New Guinea, Philipina, Indonesia, India, dan Bangladesh.

Kebiasaan dan Perilakunya

       Ikan pemanah akan timbul di permukaan pada siang hari untuk mencari makan. Selain mampu menyembur atau menembak mangsanya dengan air, ikan ini juga dapat melompat rendah untuk menangkap mangsanya. Mereka juga memiliki kemampuan beradaptasi tinggi, lho!

        Keunikan lainnya, kelompok ikan yang masih muda akan berkumpul dan belajar menembak untuk mendapatkan targetnya. Bahkan mahir menentukan kapan harus memanah mangsanya. Kecepatan dalam memanahnya kerap kali membuat sang mangsa tidak dapat melarikan diri.

Klasifikasi Ikan Pemanah

      Seperti ikan pemanah lainnya, Toxotes chatareus mampu menyemburkan aliran air untuk menjatuhkan mangsanya ke dalam air. Meskipun tidak memiliki neokorteks, T. chatareus memiliki kemampuan kognisi visual dan pengenalan pola yang berkembang dengan baik yang memungkinkannya menyerang mangsa pada jarak hingga 150 sentimeter (59 inci) dengan latar belakang yang kompleks.

Mereka biasanya berukuran tidak lebih dari 20 sentimeter (7,9 inci), tetapi dapat tumbuh hingga 40 sentimeter (16 inci). Spesies ini berwarna putih keperakan. Mereka adalah omnivora, memakan serangga, ikan, dan tumbuhan di permukaan air. Bentuk tubuhnya, dikombinasikan dengan letak sirip punggung yang terletak tepat di belakang tubuh, memungkinkan ikan berenang sangat dekat dengan permukaan dan melihat ke atas tanpa menimbulkan gangguan di permukaan.

  1. chatareus juga dikenal mampu mengenali dan membedakan wajah manusia yang berbeda. Mereka termasuk ikan omnivora yang makan pada siang hari, misalnya krustasea, ikan kecil, zooplankton, rotifera, cladocera, dan serangga (darat dan akuatik).

Memasuki Masa Reproduksi

       Toxotes chatareus berkembang biak dengan cara memijah. Pemijahan pada T. chatareus bersifat homochronal (betina hanya bertelur sekali dalam satu musim) dan iteroparous (pemijahan terjadi lebih

Betina bertelur sekitar 20.000 hingga 150.000 telur apung, masing-masing berdiameter 0,4 milimeter. Selain itu, akan menjadi aktif secara reproduktif pada usia 24 bulan. Saat pertama kali menetas, panjang larva mungkin kurang dari 4 mm.  Perkembangbiakan spesies ini tidak melibatkan perjalanan ke hilir. Namun demikian, populasi mungkin terkena dampak dari pembangunan penghalang di sepanjang sungai yang mereka tinggali. (ml).

Ikan pemanah (Toxotes chatareus) Foto: fishesofaustralia.net.au/
Ikan pemanah (Toxotes chatareus) Foto: fishesofaustralia.net.au/

Bagikan

Share on facebook
Share on twitter
Share on linkedin
Share on whatsapp

Artikel Lainnya

Alap-alap Capung, Burung Predator Terkecil di Dunia
Burung Perling Kumbang, Spesies Penyerbuk Tanaman
Mengenal Kucing Tandang yang Kian Terancam Punah

MENGAPA KONSERVASI?

Banyak yang tidak menyadari begitu besar nilai dan manfaat keragaman hayati sebagai dasar dari kehidupan di bumi dan jasa ekologi yang disediakan secara cuma-cuma oleh habitat-habitat alami dalam bentang alam.
Sebagian besar keragaman hayati hidup di luar kawasan dilindungi, yang umumnya merupakan hutan dataran rendah yang memiliki keragaman hayati yang tinggi, lahan basah yang penting untuk tata air, ataupun lahan gambut yang memiliki kandungan karbon yang tinggi.
Ragam pemanfaatan bentang alam merupakan hasil perkembangan dari waktu ke waktu untuk pertanian, perkebunan, perikanan, agroforestry, pertambangan, pemukiman, yang perlu diimbangi dengan alokasi hutan lindung dan konservasi yang proporsional untuk menjaga ketahanan lingkungan
Oleh karena itu, para pihak yang memanfaatkan bentang alam bertanggung jawab untuk mempertahankan keragaman hayati dengan menyisihkan habitat-habitat alami sebagai aset yang penting untuk kehidupan masa depan. Kegiatan inti Yasiwa difokuskan pada pencapaian pengelolaan konservasi praktis dan efektif untuk keragaman hayati dan habitatnya pada beragam pemanfaatan bentang alam tersebut di atas.
Previous
Next

YASIWA, 2020