Klasifikasi Burung Kedidi Jari Panjang

May 20, 2024

Bagikan

Share on facebook
Facebook
Share on twitter
Twitter
Share on linkedin
LinkedIn
Share on whatsapp
WhatsApp

Kedidi jari panjang (Calidris subminuta) atau dalam Bahasa Inggris disebut Long-toed Stint adalah spesies burung perandai kecil. Burung ini suka bermigrasi dari satu wilayah ke wilayah lainnya. Nah, seperti apa sih kedidi jari panjang itu? Lihat artikel berikut ini!

Distribusi dan Habitat Aslinya

            Habitat alaminya berada di lahan basah dan pesisir, sering ditemukan di daerah yang bervegatasi seperti ladang dan padang rumput yang tergenang air. Burung ini berkembang biak di Asia bagian utara. Setelah musim kawin, akan bermigrasi ke selatan melewati Tiongkok, Malaysia, Filipina, ke barat Burma, Bangladesh, Nepal, Sri Lanka, hingga Kepulauan Maladewa. Sementara pada musim dingin akan berkujung ke berbagai habitat lahan basah, termasuk daerah air tawar atau payau yang dangkal, danau, rawa, rawa-rawa, pantai berlumpur, dan dataran banjir. Ada satu temuan di Lahan Basah Mesangat pada bulan April 2022.

Perilaku dan Kebiasan Saat Mencari Makan

            Mereka mencari makan di area yang basah, contohnya dataran lumpur. Burung ini memangsa serangga, invertebrata, moluska, krustasea kecil, dan juga siput. Mereka mencari makan dengan melihat-lihat dan terkadang menyelidiki tanah menggunakan paruhnya. Kerap kali bertengger pada lubang di atas lumpur lunak atau pada vegetasi rendah yang berbatasan dengan wilayah makannya.

            Saat berkembang biak, lokasi bersarang berada di daerah yang dipenuhi lumut dan alang-alang. Sarang diletakkan di atas tanah yang cekungannya dangkal dan tersembunti di atas gundukan alang-alang atau rumput kering.

Karakteristik Kedidi Jari Panjang

            Meski namanya ada unsur “panjang”, nyatanya burung perandai ini hanya memiliki ukuran 13 – 16 cm saja. Bentuk kepalanya kecil dengan paruh pendek, lurus, dan tampak berujung lancip. Lehernya pun ramping, bagian perut membulat, dan kakinya panjang terletak ke belakang.

            Lalu, jari-jari kakinya panjang dan ramping. Sementara bulu utamanya memanjang sampai ke ekor. Bagian mahkotanya berwarna cokelat dan ada guratan pucat tepat di atas mata. Dadanya berbintik-bintik cokelat pucat dan bagian bawah berwarna putih

            Burung dewasa yang sedang berkembang biak berwarna cokelat dengan bagian tengah bulu lebih gelap di atas dan putih di bawahnya. Sementara saat remaja, bagian atasnya bercorak cerah merah kecokelatan.

Burung ini punya ciri khas suara yang membedakannya dengan burung kicau lainnya. Suara kicauannya saat terbang “prrrrp” yang terdengar lirip mirip dengan kedidi golgol. Jari-jari kakinya pun panjang menonjol sedikit melebihi ekornya saat terbang.

Status Ancaman

            Berdasarkan penelitian, perkiraan populasi burung kedidi jari panjang berkisar 100.000 di seluruh dunia. Sementara itu, terdapat 25.000 pasangan pembiakan. Menurut International Union for Conservation of Nature (IUCN), kedidi jari panjang masuk ke dalam level vulnerable (VU) yang artinya berisiko terancam di alam liar, sehingga rentan terhadap dampak-dampak aktivitas manusia.(ml)

Burung Kedidi jari panjang (Calidris subminuta).Foto:https://www.oiseaux.net
Burung Kedidi jari panjang (Calidris subminuta).Foto:https://www.oiseaux.net

Bagikan

Share on facebook
Share on twitter
Share on linkedin
Share on whatsapp

Artikel Lainnya

Pelatihan Pengelolaan Website Desa: Langkah Strategis Menuju Transformasi Digital
Rencana Strategis Yasiwa
Rencana Strategis Yasiwa
Merajut Komunikasi Untuk Pengelolaan KEP LBMS

MENGAPA KONSERVASI?

Banyak yang tidak menyadari begitu besar nilai dan manfaat keragaman hayati sebagai dasar dari kehidupan di bumi dan jasa ekologi yang disediakan secara cuma-cuma oleh habitat-habitat alami dalam bentang alam.
Sebagian besar keragaman hayati hidup di luar kawasan dilindungi, yang umumnya merupakan hutan dataran rendah yang memiliki keragaman hayati yang tinggi, lahan basah yang penting untuk tata air, ataupun lahan gambut yang memiliki kandungan karbon yang tinggi.
Ragam pemanfaatan bentang alam merupakan hasil perkembangan dari waktu ke waktu untuk pertanian, perkebunan, perikanan, agroforestry, pertambangan, pemukiman, yang perlu diimbangi dengan alokasi hutan lindung dan konservasi yang proporsional untuk menjaga ketahanan lingkungan
Oleh karena itu, para pihak yang memanfaatkan bentang alam bertanggung jawab untuk mempertahankan keragaman hayati dengan menyisihkan habitat-habitat alami sebagai aset yang penting untuk kehidupan masa depan. Kegiatan inti Yasiwa difokuskan pada pencapaian pengelolaan konservasi praktis dan efektif untuk keragaman hayati dan habitatnya pada beragam pemanfaatan bentang alam tersebut di atas.
Previous
Next

YASIWA, 2020