Kepodang Hitam, Burung Endemik Kalimantan yang Mulai Langka

June 27, 2024

Bagikan

Share on facebook
Facebook
Share on twitter
Twitter
Share on linkedin
LinkedIn
Share on whatsapp
WhatsApp

Kepodang salah satu spesies burung pengicau (Passeriformes) yang berasal dari familii corvoidean oriolidae. Jenis ini cukup sulit dibedakan antara jantan dan betina, jika dilihat dari bentuk fisiknya.

            Terdapat perbedaan antara sang jantan dan betina. Jika jantan, hampir seluruh tubuhnya berwarna hitam pekat dengan sedikit kilapan warna biru. Berbeda dengan betina, di mana pada bagian perutnya berwarna abu-abu. Keduanya memiliki paruh berwarna merah cerah dan lubang berwarna merah karat tua.

            Ukuran tubuhnya sedang, mencapai 21 cm. Tungging berwarna cokelat berangan khas. Iris mata merah, paruh merah jambu buram, dan kakinya berwarna abu-abu. Memiliki nada suara siulan yang menurun.

Burung bernama latin Oriolus hosii juga dikenal dengan nama Black Oriole. Spesies endemik Pulau Kalimantan ini hidup alami di hutan pegunungan yang lembab serta beriklim subtropis dan tropis. Terbatas di pegunungan sebelah utara di ketinggian antara 1.200 – 2.000 mdpl. Selain itu, jangkauan distribusinya juga sampai ke Serawak.

            Ketika mencari makan biasanya berada di atas kanopi. Mereka hidup secara berkelompok atau berpasangan dalam kelompok kecil, kadang juga sering sendirian. Meski termasuk burung yang pendiam, tetapi mereka tetap aktif bergerak di tajuk hujan dan umumnya ditemukan berkelompok kecil.

Berdasarkan status dalam International Union for the Conservation of Nature (IUCN) Redlist, kepodang hitam masuk ke dalam daftar Near Threatened. Artinya, populasinya rentan terhadap bahaya dalam waktu dekat apabila tidak dilakukan perlindungan terhadap satwa tersebut. Spesies ini kerap kali diperjual belikan dibeli oleh masyarakat. Hal inilah yang membuat populasinya semakin berkurang di alam bebas. Konsorsium Yasiwa-Yayasan Ulin (ml).

Kepodang hitam (Oriolus hosii) foto: www.birdingecotours.com/tour/birding-tour-borneo-sarawak-pre-tour/
Kepodang hitam (Oriolus hosii) foto: www.birdingecotours.com/tour/birding-tour-borneo-sarawak-pre-tour/

Bagikan

Share on facebook
Share on twitter
Share on linkedin
Share on whatsapp

Artikel Lainnya

Pelatihan Pengelolaan Website Desa: Langkah Strategis Menuju Transformasi Digital
Rencana Strategis Yasiwa
Rencana Strategis Yasiwa
Merajut Komunikasi Untuk Pengelolaan KEP LBMS

MENGAPA KONSERVASI?

Banyak yang tidak menyadari begitu besar nilai dan manfaat keragaman hayati sebagai dasar dari kehidupan di bumi dan jasa ekologi yang disediakan secara cuma-cuma oleh habitat-habitat alami dalam bentang alam.
Sebagian besar keragaman hayati hidup di luar kawasan dilindungi, yang umumnya merupakan hutan dataran rendah yang memiliki keragaman hayati yang tinggi, lahan basah yang penting untuk tata air, ataupun lahan gambut yang memiliki kandungan karbon yang tinggi.
Ragam pemanfaatan bentang alam merupakan hasil perkembangan dari waktu ke waktu untuk pertanian, perkebunan, perikanan, agroforestry, pertambangan, pemukiman, yang perlu diimbangi dengan alokasi hutan lindung dan konservasi yang proporsional untuk menjaga ketahanan lingkungan
Oleh karena itu, para pihak yang memanfaatkan bentang alam bertanggung jawab untuk mempertahankan keragaman hayati dengan menyisihkan habitat-habitat alami sebagai aset yang penting untuk kehidupan masa depan. Kegiatan inti Yasiwa difokuskan pada pencapaian pengelolaan konservasi praktis dan efektif untuk keragaman hayati dan habitatnya pada beragam pemanfaatan bentang alam tersebut di atas.
Previous
Next

YASIWA, 2020