Betet Kelabu, Dijuluki Sebagai Burung Pengintai

May 20, 2024

Bagikan

Share on facebook
Facebook
Share on twitter
Twitter
Share on linkedin
LinkedIn
Share on whatsapp
WhatsApp

Burung betet kelabu atau Lanius schach dikenal sebagai burung dengan kemampuan pengintai yang handal. Tubuhnya yang mungil mampu menyambar untuk menangkap mangsanya. Nah, seperti apa burung betet kelabu ini? Mari, simak penjelasannya melalui artikel ini!

Distribusi dan Habitat Aslinya

            Lanius Schach tersebar di beberapa wilayah beriklim tropis, mulai dari India, China, Filipina, Papua Nugini, dan Indonesia (Kalimantan, Sumatera, Jawa, Bali, dan Maluku). Habitat alaminya berada di daerah terbuka dengan ketinggian 1.600 mdpl, di antaranya semak-semak, perkebunan, padang rumput, dan perkebunan. Selain itu, burung ini kerap kali berada di persawahan karena membantu petani mengurangi populasi hama dan cukup menguntungkan bagi manusia.

Bagaimana, Perilaku dan Gaya Hidupnya?

            Ketika berada di habitat asli, betet kelabu termasuk spesies aktif, ganas, dan tergolong kelompok predator. Mereka sering bertengger di ujung gelagah tinggi atau ranting pohon di padang rumput yang terbuka, persawahan, maupun di tepi hutan untuk menyambar mangsanya saat terbang.

            Burung ini termasuk jenis insektivora atau pemakan serangga. Biasanya betet kelabu akan memangsa beragam serangga, seperti belalang, jangkrik, kumbang, bahkan kadal dan kodok juga menjadi santapannya.

            Burung betet kelabu menyukai tempat yang tinggi, sebab lebih mudah mengintai gerak-gerak mangsanya. Ketika mangsanya lengah, burung ini akan langsung menyambar dan membawanya ke tempat ia bertengger. Kemudian, menguliti dan menyantapnya sedikit demi sedikit.

            Jika sedang memberi makan anak-anaknya, betet kelabu akan membawakan serangga atau ulat. Terkadang juga menyuapi anaknya dengan potongan mangsanya. Setelah dua minggu dan bulu-bulu sayapnya tumbuh, anak betet kelabu mulai belajar mencari mangsa sendiri.

            Betet kelabu atau disebut cendet adalah jenis burung kicau bersuara merdu. Ia bisa menirukan suara burung lain bahkan suara binatang lain atau suara-suara yang berada di sekitarnya. Secara alaminya, betet kelabu termasuk hewan aktif dan ganas karena tergolong predator. Tak jarang, ketika dipelihara akan kehilangan keagresifannya maupun performanya.

Klasifikasi Burung Betet Kelabu

             Burung betet kelabu mempunyai ciri-ciri yang mudah dikenali jika dilihat dari keadaan tubuhnya. Tubuh berukuran sedang sekitar 25 cm. Bentuknya tampak seperti kutilang. Warna tubuhnya didominasi oleh putih, cokelat, dan juga hitam dengan ekor yang panjang. Pada bagian kepalanya terdapat garis hitam tebal yang melintasi mata, sementara mahkota dan tengkuknya berwarna abu-abu. Lalu, bagian dagu, tenggorokan, dada, hingga perut tengah berwarna putih. Paruhnya tebal dan kakinya pun berwarna hitam.

            Betet kelabu mulai memasuki musim berkembang biak pada bulan Mei sampai dengan Agustus. Normalnya, menghasilkan 2 – 3 butir telur yang berwarna putih dan terdapat bercak abu-abu cokelat. Sarangnya berbentuk cawan kuat yang terbuat dari batang rumput, serat, dan akar halus.

Sayangnya, betet kelabu ini mulai ditangkap dan diperdagangkan sebagai burung peliharaan karena memiliki suara serak dan kicauan merdu. Bahkan, di beberapa kota besar saja bentet kelabu sudah mulai sulit ditemui di alam.(ml)

Burung betet kelabu (Lanius schach) di Lahan Basah Mesangat. Foto: Arman, Konsorsium Yasiwa-Yayasan Ulin.
Burung betet kelabu (Lanius schach) di Lahan Basah Mesangat. Foto: Arman, Konsorsium Yasiwa-Yayasan Ulin.

 

Bagikan

Share on facebook
Share on twitter
Share on linkedin
Share on whatsapp

Artikel Lainnya

Pelatihan Pengelolaan Website Desa: Langkah Strategis Menuju Transformasi Digital
Rencana Strategis Yasiwa
Rencana Strategis Yasiwa
Merajut Komunikasi Untuk Pengelolaan KEP LBMS

MENGAPA KONSERVASI?

Banyak yang tidak menyadari begitu besar nilai dan manfaat keragaman hayati sebagai dasar dari kehidupan di bumi dan jasa ekologi yang disediakan secara cuma-cuma oleh habitat-habitat alami dalam bentang alam.
Sebagian besar keragaman hayati hidup di luar kawasan dilindungi, yang umumnya merupakan hutan dataran rendah yang memiliki keragaman hayati yang tinggi, lahan basah yang penting untuk tata air, ataupun lahan gambut yang memiliki kandungan karbon yang tinggi.
Ragam pemanfaatan bentang alam merupakan hasil perkembangan dari waktu ke waktu untuk pertanian, perkebunan, perikanan, agroforestry, pertambangan, pemukiman, yang perlu diimbangi dengan alokasi hutan lindung dan konservasi yang proporsional untuk menjaga ketahanan lingkungan
Oleh karena itu, para pihak yang memanfaatkan bentang alam bertanggung jawab untuk mempertahankan keragaman hayati dengan menyisihkan habitat-habitat alami sebagai aset yang penting untuk kehidupan masa depan. Kegiatan inti Yasiwa difokuskan pada pencapaian pengelolaan konservasi praktis dan efektif untuk keragaman hayati dan habitatnya pada beragam pemanfaatan bentang alam tersebut di atas.
Previous
Next

YASIWA, 2020