Konflik menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari hidup berdinamika dengan manusia. Pemikiran dan pandangan yang berbeda pada akhirnya dapat memicu sebuah konflik, sehingga perlu diatasi dengan benar.
Melihat adanya permasalahan tersebut, mendorong Konsorsium Yasiwa – Yayasan Ulin memfasilitasi pelatihan bagi Ketua RT dan Staff Desa dari kelinjau Ilir, Kelinjau Ulu, dan Kelinjau Tengah, tanggal 20 – 21 Maret, di Samarinda. Pelatihan diharapkan agar masyarakat bisa memahami dan mengatasi konflik yang terjadi pada pemanfaatan sumber daya alam. Pelatihan ini dilaksanakan satu rangkaian dengan pelatihan penyusunan RPJM Desa, yang dilaksankan sebelumnya.
Sebagai narasumber, Roedy Haryo Widjono, membagi peserta dalam beberapa kelompok untuk mengidentifikasi karakter-karakter orang yang kerap kali terlibat dalam konflik. Kemudian, setiap kelompok mempresentasikan cara menyikapi sesuai pendapatnya masing-masing.
Cukup menarik dan membuat peserta antusias dalam mengidentifikasi karakter dalam Bahasa Kutai, seperti raja laboh (tukang bohong), pore atau lanteh, pembualan, selain karakter yang umum dijumpai antara lain: plin-plan, tukang gossip, acuh, cari muka, tukang cari kesalahan, keras kepala, tukang perintah, dan baperan.
Perwakilan Kelinjau Ilir, Andry menyampaikan jika ia sangat menikmati kegiatan dari awal sampai akhir. Baginya, kegiatan ini memberikan banyak masukan dan llmu. Harapannya nanti ada pelatihan tim RPJMDes yang bisa mencakup semuanya dan untuk resolusi konflik yang sudah dibawakan oleh Pak Rudy. Ia pun mengucapkan terima kasih kepada para tim yang sudah menyelenggarakan kegiatan dan pihak lain yang sudah ikut berkontribusi.
“Manfaat yang sangat dirasakan ialah sudah mengetahui siapa-siapa saja yang harus terlibat dalam pembuatan RPJMDes dan tata cara yang baik dan benar nya seperti apa. Dan dari resolusi konflik ini kita juga mengetahui bahwa masalah itu tidak bisa dibiarkan berlarut-larut jadi ada namanya win-win, win – lose dan lose-lose. Dan juga kami mengetahui cara loby-loby untuk mengatasi masalahnya.” Tutupnya.
Senada, Perwakilan Kelinjau Ulu, Jaitun Arariah juga merasa terbantu saat Menyusun RPJMDES, menjadi lebih baik, bagus, dan juga rapi. “Dulu kami kerjakan itu sangat susah karena masukkan dari masyarakat ini bertentangan dengan Undang-Undang dan jalan keluar yang baik menggunakan bahasa yang baik dan benar pula,” jelasnya.
Pelatihan kedua ini memberikan banyak ilmu dan wawasan baru. Menurut mereka, pelatihannya pun sangat langka karena bisa bebas berekspresi dan bebas berpendapat pak.
“Saya harap untuk konsorsium agar dapat mengadakan kegiatan seperti ini lagi. Dan di mana kita juga saling membantu, dan baru pertama kalinya kami teman-teman semua RT ini ikut pelatihan seumur-umur baru ini ada. Dan untuk teman-teman konsorsium semua ini sangat ramah dan nyaman ke kami semua yang ada disini. Dan pokoknya selama pelatihan 4 hari ini saya sangat Bahagia.” Tutupnya dengan antusias. (ml)
![Sesi pelatihan hari pertama Roedy Haryo Widjono](http://yasiwa.org/wp-content/uploads/2024/05/ap.c.24-300x225.png)
![Sesi pelatihan Resolusi konflik hari ke dua](http://yasiwa.org/wp-content/uploads/2024/05/ap.d.24-300x225.png)