Siapa yang tidak asing lagi dengan burung tekukur (Streptopelia chinensis)? Satwa ini liar ini kerap dijadikan hewan peliharaan karena kicaunnya yang unik dan populer. Jadi nggak heran, kalau kelompok kicau mania suka dengan burung yang satu ini. Lalu, bagaimana klasifikasi dari tekukur? Yuk, lihat penjelasannya.
Karakteristik
Burung tekukur memiliki ukuran tubuh sedang yang berkisar 30 cm. Warna tubuhnya cokelat kemerah-jambuan. Ekor panjang dan bulu ekor bagian luar memiliki tepi putih yang tampak tebal. Sememtara bulu sayapnya lebih gelap dibandingkan dengan bulu tubuhnya. Terdapat bercak hitam khas pada leher. Iris matanya berwarna jingga, paruh hitam, dan kaki merah.
Jenis jantan dan betina spotted dove juga memiliki sejumlah perbedaan. Burung betina umumnya berukuran lebih kecil dibandingkan jantan, kemudian iris matanya pun terlihat kekuningan alih-alih jingga.Sang betina juga tidak memiliki bercak putih-hitam di bagian lehernya. Sementara pejantan dapat berkembang biak sampai seberat 130 gram, lalu bulu di bagian bawah tubuhnya berwarna merah anggur.
Habitat dan Penyebaran
Burung ini hampir ditemukan pada semua habitat terbuka dan ranting pepohonan yang tinggi. Habitat alaminya berada di hutan, agroforest, perkebunan, persawahan, dan biasa hidup di sekitar pemukiman.
Selain itu, tekukur terkenal sebagai burung sangkar dan telah diintroduksi secara meluas. Tekukur tersebar di seluruh wilayah, meliputi India, Asia Tenggara, Afrika, Karibia, hingga Australia. Sementara penyebaran lokal di Indonesia, meliputi Jawa, Sumatera, Kalimantan, Bali, dan Nusa Tenggara.
Kebiasaan dan Perilaku
Bagaimana perilaku seekor tekukur ini? Burung tekukur adalah jenis satwa liar yang hidupnya berdampingan dengan manusia. Biasanya dijumpai pada semua habitat terbuka, berada di ranting pepohonan, sering berdiam diri, dan kadang juga terlihat berkelompok. Burung ini menyukai ketenangan. Jika merasa terganggu, tekukur akan terbang dengan kepakan sayap pelan dan khas.
Mereka mencari makan di atas permukaan tanah. Sementara itu, akan bersarang sepanjang tahun. Sarang sederhana ini terbuat dari ranting dan disusun pada semak-semak yang rendah. Tekukur bersarang di vegetasi rendah, kemudian membangun beberapa ranting tipis yang berfungsi meletakkan telurnya. Kadang, sarang juga ditempatkan di tanah ataupun gedung.
Spesies ini bertipe herbivora yang mencari makan di tanah untuk mencari benih rumput, biji-bijian, buah-buahan yang jatuh, dan benih tanaman lain. Saat musim kawin, sang jantan akan sering mengeluarkan suara kicauan yang keras seperti ‘terkuku-terkuku’ sambil menganggukkan kepala dan menari di hadapan sang betina. Hal ini bertujuan untuk menarik perhatian tekukur betina.
Burung tekukur akan mencapai kematangan seksual pada umur 6 bulan, sementara itu usia produktfinya mencapai 5 tahun. Waktu pengeraman telur pun bervariasi, tetapi tidak lebih dari 14 hari. Umur anak disapih sekitar 1 bulan dan 14 hari sesudahnya, sang induk dapat bertelur kembali. Maka dari itu, jarak antara masa bertelur 45 – 50 hari atau bahkan bisa lebih cepat hanya 30 – 40.(ml)
