Biawan, Ikan Bernilai Ekonomi Tinggi

May 31, 2023

Bagikan

Share on facebook
Facebook
Share on twitter
Twitter
Share on linkedin
LinkedIn
Share on whatsapp
WhatsApp

Ikan biawan atau Helostoma temminkii  adalah spesies asli Indonesia yang mempunyai  nilai ekonomi tinggi. Tak hanya itu, harga jualnya pun cukup mahal. Nah, kira-kira seperti apa ikan biawan itu? Yuk, simak penjelasannya!

Habitat

         Biawan tersebar di beberapa wilayah, di antaranya Sumatera Utara, Sumatera Barat, Aceh, Riau, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Timur.

          Ikan ini hidup di perairan tawar dan payau, anak sungai, danau, perairan rawa yang banyak tumbuhan air, hingga muara-muara sungai berlubuk dan berhutan di pinggirannya.

          Selain itu, biawan sangat toleran terhadap kondisi perairan tempat mereka tinggal.  Ikan ini juga memiliki alat pernapasan tambahan yang membantunya untuk beradaptasi, sehingga dapat hidup di lingkungan air yang kadar oksigennya rendah.

Kebiasaan dan Makanan

        Biawan termasuk jenis ikan omnivora dengan makanan yang bervariasi. Ikan ini kerap kali memakan plankton, tumbuhan air, lumut, serangga air,  dan organisme kecil lainnya.

Penyebutan Nama Ikan Setiap Daerah       

      Ikan biawan tersebar di seluruh sungai Indonesia, jadi tidak heran bila nama penyebutannya pun berbeda-beda. Misalnya, dalam bahasa Inggris disebut kissing gourami.

       Beberapa nama lokal, di antaranya ikan singkek (Kepulauan Riau), ikan terbakan (Jawa Barat), ikan tambakan (Jawa Tengah), ikan sapul (Sumatera dan Sulawesi), dan ikan biawan (Kalimantan).

Masa Reproduksi

        Biasanya, selama musin hujan atau banjir, biawan akan memasuki perairan pedalaman hingga ke area rawa untuk melakukan pemijahan. Masa pemijahan ini dapat berlangsung sepanjang tahun dan terjadi sendiri secara alami ketika periode musim kawin tiba.

         Biawan termasuk ikan yang mudah berkembang biak, dalam kurun waktu tiga bulan saja populasinya bisa bertambah dua kali lipat dari populasi awal.

            Sang betina akan melepaskan telur-telurnya yang kemudian menempel pada tanaman air. Satu hari setelah dilepaskan, telur akan menetas dan setelah dua hari anak-anak ikan dapat berenang bebas.

Ciri-ciri Ikan

         Ikan biawan mempunyai bentuk tubuh pipih vertikal. Dapat tumbuh dengan panjang mencapai 30 cm. Pada sirip punggung hingga sirip analnya juga memiliki bentuk maupun ukuran yang serupa.

      Terdapat pola garis tipis dari pengkal celah insang sampai pangkal sirip ekornya. Kurang lebih ada 43 – 48 sisik yang menyusun gurat sisi.

       Ciri khas dari ikan ini, yaitu pada bagian mulutnya yang memanjang. Mulutnya menjulur ke depan untuk membantunya mengambil makanan, seperti saat memakan lumut yang melekat. Ia memiliki tapis insang yang membantunya menyaring partikel-partikel makanan ketika  masuk bersamaan dengan air.

         Menariknya lagi, ternyata jantan dan betina memiliki ciri-ciri yang sukar dibedakan. Ikan jantan memiliki tubuh kecil dan ramping. Sementara warna tubuhnya cenderung cerah, sirip ekor lebih panjang, sirip dada juga berwarna cerah dan panjang, sirip punggung pendek, serta bentuk kepala lancip.

          Untuk ikan betina tubuhnya lebih besar, warna tubuh gelap, sirip ekor pendek, warma sirip dada gelap, sirip punggung panjang ke belakang, dan kepalanya cenderung lebih lebar dan bulat dibandingkan jantan.

Biawan Diolah Menjadi Ikan Asin

        Setiap daerah pasti memiliki cara pengolahannya masing-masing, salah satunya di Lahan Basah Mesangat-Suwi, Kalimantan Timur. Para nelayan biasanya akan menangkap ikan biawan setelah banjir yang cukup lama kemudian air mulai surut. Kemudian, diolah menjadi ikan asin yang harga jualnya bisa mencapai Rp. 60.000 / kilo.

         Namun, pertumbuhan populasi biawan di alam bergantung pada reproduksi dan respon terhadap perubahan lingkungan. Sering kali penangkapan ikan di perairan tidak terkendali. Tak jarang, ikan yang matang gonad dan siap berpijah juga ikut tertangkap.

Ikan biawan di lahan basah Suwi, biasanya di tangkap menggunakan Langi-langi, jala yang dipasang mendatar di permukaan air. Foto: Suimah-Yasiwa
Ikan biawan di lahan basah Suwi, biasanya di tangkap menggunakan Langi-langi, jala yang dipasang mendatar di permukaan air. Foto: Suimah-Yasiwa

Bagikan

Share on facebook
Share on twitter
Share on linkedin
Share on whatsapp

Artikel Lainnya

Alap-alap Capung, Burung Predator Terkecil di Dunia
Burung Perling Kumbang, Spesies Penyerbuk Tanaman
Mengenal Kucing Tandang yang Kian Terancam Punah

MENGAPA KONSERVASI?

Banyak yang tidak menyadari begitu besar nilai dan manfaat keragaman hayati sebagai dasar dari kehidupan di bumi dan jasa ekologi yang disediakan secara cuma-cuma oleh habitat-habitat alami dalam bentang alam.
Sebagian besar keragaman hayati hidup di luar kawasan dilindungi, yang umumnya merupakan hutan dataran rendah yang memiliki keragaman hayati yang tinggi, lahan basah yang penting untuk tata air, ataupun lahan gambut yang memiliki kandungan karbon yang tinggi.
Ragam pemanfaatan bentang alam merupakan hasil perkembangan dari waktu ke waktu untuk pertanian, perkebunan, perikanan, agroforestry, pertambangan, pemukiman, yang perlu diimbangi dengan alokasi hutan lindung dan konservasi yang proporsional untuk menjaga ketahanan lingkungan
Oleh karena itu, para pihak yang memanfaatkan bentang alam bertanggung jawab untuk mempertahankan keragaman hayati dengan menyisihkan habitat-habitat alami sebagai aset yang penting untuk kehidupan masa depan. Kegiatan inti Yasiwa difokuskan pada pencapaian pengelolaan konservasi praktis dan efektif untuk keragaman hayati dan habitatnya pada beragam pemanfaatan bentang alam tersebut di atas.
Previous
Next

YASIWA, 2020