Mengenal Merbau, Pohon Penghasil Kayu Berkualitias Tinggi

April 27, 2023

Bagikan

Share on facebook
Facebook
Share on twitter
Twitter
Share on linkedin
LinkedIn
Share on whatsapp
WhatsApp

Merbau atau ipil dengan nama ilmiah Intsia bijuga (Colebr) Kuntze., adalah salah satu jenis pohon yang menghasilkan kayu keras berkualitas tinggi. Karena kualitasnya tersebut, maka tak heran jika pohon merbau cukup terkenal dalam dunia perdagangan kayu. Bahkan memiliki nilai ekonomi tinggi yang dimanfaatkan sebagai bahan baku bangunan dan pembuatan alat rumah tangga.

Asal, Habitat, dan Persebaran

            Secara alaminya, pohon merbau dapat tumbuh di daerah hutan tropis basah dengan zona vegetasi dataran rendah, serta memiliki tanah berpasir dan berbatu dekat pantai maupun hutan payau. 

Pohon merbau tersebar di seluruh negara, mulai dari Tanzania, Madagaskar, India bagian selatan, Malaysia, Myanmar, Australia bagian utara, Polinesia, hingga di Indonesia. Sementara di Indonesia, merbau dapat ditemukan di Sumatera Utara, Aceh, Riau, Palembang, Lampung, Jambi, Pulau Kalimantan, Pulau Sulawesi, Maluku, Nusa Tenggara Timur, Pulau Jawa, dan Papua. 

Penyebutan Nama Pohon di Berbagai Daerah

            Pohon dari anggota suku Fabaceae (Leguminosae) ini cukup unggul di hutan Papua dengan julukan “kayu besi.” Sementara itu, di beberapa daerah, penyebutan tumbuhan ini sangat bervariasi.     

            Di Jawa, pohon merbau disebut merbo atau taritih. Lalu, di Sumatera diberi nama marbon, merbau asam, merbau darat, dan merbau pantai. Adapula di Kalimantan dengan sebutan alai, anglai, ipil, dan maharau. Kemudian di Sulawesi disebut ogili, ipil, langgiri. Di NTT, fimpi dan ipir. Di Maluku, dowara, ipil, dan juga kayu besi. Begitu juga dengan Papua, merbau disebut kayu besi, sekka, dan bau.

Beberapa negara tetangga, seperti Papua Nugini menyebutnya dengan kwila. Sedangkan dalam bahasa internasional dikenal sebagai mirabow, Moluccan ironwood, Malacca teak, dan masih banyak lagi.

Morfologi

            Pohon merbau dapat tumbuh dengan ukuran sedang hingga besar yang mencapai 50 meter.  Panjang batangnya kurang lebih 20 meter dan bediameter 250 cm. 

Tumbuhan ini memiliki akar papan berbanir yang tinggi dan tebal mencapai 4 meter. Kulit kayu berwarna abu-abu terang dan cokelat pucat. Teksturnya halus, tetapi disertai bintil-bintil kecil lentisel, dan berbentuk sisik bulat saat mengelupas. 

            Merbau memiliki 2 pasang anak daun, kecuali pada bagian ujung yang hanya terdapat sepasang anak daun saja. Daun merbau berbentuk bundar menyerupai telur miring yang tidak simetris. Ukurannya sekitar 2 cm – 16 cm. Pada bagian ujung daunnya tumpul dan membundar pada bagian pangkalnya. Permukaan daun gundul, licin, dan tulang daun utama berambut panjang pada bagian bawah. 

            Bunga merbau berukuran 10 – 17 cm dan berambut halus. Mahkota bunga berwarna putih saat muda, sedangkan ketika usia dewasa akan berubah menjadi warna merah. Lalu, benang sari pada bunganya berwarna merah dan ungu. 

            Buah berbentuk polong dengan ukuran 1 – 4 cm, berjumlah 1 – 8 butir, dan cenderung berwarna cokelat kehitaman saat matang. Pada permukaan bawah daun terdapat 1 hingga 2 kelenjar minyak. Dengan daun penumpu yang terletak pada tangkai daun dan ranting. 

Karakteristik Kayu 

            Sesuai dengan julukannya, kayu ipil atau merbau mempunyai daya tahan yang prima diberbagai kondisi dan cuaca. Teksturnya yang kuat membuatnya tahan lama, awet, anti jamur, dan rayap. Namun, kayu perlu diproses menggunakan teknik pengeringan agar tidak mudah retak, menyusut, dan mengurangi kerusakan pada kayu.

Kayu ipil mempunyai tingkat penyusutan rendah di bawah 15%, sehingga memungkinkan kayu tidak mudah retak. Tingkat kadar airnya juga sedikit, jadi cukup berpengaruh pada kekuatan kayu yang tidak mudah susut saat diproses menggunakan teknik pengeringan. 

            Karena kualitasnya yang kuat mirip dengan kayu jati, membuat merbau menjadi pilihan kedua saat kayu jati sedang melambung tinggi. Bahkan, kayu merbau juga memiliki harga yang terjangkau jika dibandingkan kayu jati.

Kegunaan Kayu Merbau

            Selain tingkat kekerasannya yang tinggi, kayu merbau juga tergolong berat. Maka dari itu, sering dimanfaatkan sebagai tiang, balok-balok konstruksi, bantalan untuk rumah, jembatan, dan sebagai bahan membuat kapal karena anti kapang. 

            Karakteristiknya juga cocok sebagai bahan pembuatan furnitur, mulai dari bahan baku pembuatan kusen, jendela, pintu, rak televisi, meja, kursi, dan masih banyak lagi. 

            Karakter warna kayunya pun indah, yaitu cokelat kemerahan, kuning kecokelatan, dan cokelat agak kehitaman. Hal inilah yang membuat kayu ipil juga dimanfaatkan sebagai parket lantai. Konsorsium Yasiwa-Yayasan Ulin (ml.).

Daun dan buah polong ipil. Foto: Ingan N-Yasiwa.
Daun dan buah polong ipil. Foto: Ingan N-Yasiwa.

Bagikan

Share on facebook
Share on twitter
Share on linkedin
Share on whatsapp

Artikel Lainnya

Rencana Strategis Yasiwa
Rencana Strategis Yasiwa
Merajut Komunikasi Untuk Pengelolaan KEP LBMS
Dijuluki Sebagai Beruang Terkecil di Dunia, Begini Fakta Tentangnya!

MENGAPA KONSERVASI?

Banyak yang tidak menyadari begitu besar nilai dan manfaat keragaman hayati sebagai dasar dari kehidupan di bumi dan jasa ekologi yang disediakan secara cuma-cuma oleh habitat-habitat alami dalam bentang alam.
Sebagian besar keragaman hayati hidup di luar kawasan dilindungi, yang umumnya merupakan hutan dataran rendah yang memiliki keragaman hayati yang tinggi, lahan basah yang penting untuk tata air, ataupun lahan gambut yang memiliki kandungan karbon yang tinggi.
Ragam pemanfaatan bentang alam merupakan hasil perkembangan dari waktu ke waktu untuk pertanian, perkebunan, perikanan, agroforestry, pertambangan, pemukiman, yang perlu diimbangi dengan alokasi hutan lindung dan konservasi yang proporsional untuk menjaga ketahanan lingkungan
Oleh karena itu, para pihak yang memanfaatkan bentang alam bertanggung jawab untuk mempertahankan keragaman hayati dengan menyisihkan habitat-habitat alami sebagai aset yang penting untuk kehidupan masa depan. Kegiatan inti Yasiwa difokuskan pada pencapaian pengelolaan konservasi praktis dan efektif untuk keragaman hayati dan habitatnya pada beragam pemanfaatan bentang alam tersebut di atas.
Previous
Next

YASIWA, 2020