Sili, Ikan Hias yang Kini Terancam Punah

April 12, 2023

Bagikan

Share on facebook
Facebook
Share on twitter
Twitter
Share on linkedin
LinkedIn
Share on whatsapp
WhatsApp

Sili atau dengan nama latin Macrognathus aculeatus adalah spesies ikan air tawar yang bentuknya panjang menyerupai belut dan berduri. Karena ciri-cirinya yang unik, ikan dаrі famili Mastacembelidae sering disebut juga spiny eel. Lalu, bagaimana morfologi, habitat, keunikan, serta manfaat dari ikan Sili? Yuk, simak penjelasannya berikut ini!

Morfologi

            Seperti yang sudah dijelaskan, ikan ini mirip seperti belut, bentuknya pipih dengan deretan duri-duri di sekitar punggungnya. Duri tajam tersebut berfungsi sebagai senjata perlindungan dirinya. Tubuhnya bisa memanjang hingga satu meter.

            Kemudian, bentuk mulutnya agak kerucut dan bentuk kepalanya meruncing. Warna tubuhnya cokelat kekuningan. Uniknya, ikan ini seperti memiliki motif batik pada tubuhnya berupa bulatan-bulatan hitam. Spesies ini hanya akan berenang saat berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya. Ketika bergerak, gerakan badannya tampak meliuk-liuk layaknya ikan berbadan panjang dan pipih lainnya.

Habitat

            Ikan Sili banyak dijumpai di Sumatera, Kalimantan, dan Jawa. Spesies ini hidup diperairan air tawar atau sungai dengan dasar yang berlumpur. Habitat aslinya juga dijumpai pada sungai-sungai dangkal dan memiliki arus lambat, serta dasar perairannya berupa dasar muara dengan lumpur berpasir.

Selain itu, kondisi perairan yang ditumbuhi tumbuhan dan tidak terkena matahari secara langsung juga menjadi salah satu tempat yang disukai ikan tersebut. Berdasarkan hasil penelitian, terdapat 83 spesies, 15 di antaranya berada di sungai air tawar Asia.

            Sayangnya, keberadaan ikan ini semakin sedikit dan terancam punah. Hal ini disebabkan pencemaran pestisida dan pemakaian pupuk secara berlebihan ke sungai menjadi faktor terancamnya habitat asli ikan. Ditambah lagi, banyaknya limbah rumah tangga yang dibuang ke sungai hingga rusaknya dasar sungai akibat penambangan pasir dan batu.

Makanan

            Macrognathus aculeatus termasuk ikan karnivor yang memangsa hewan invertebrata atau tidak bertulang punggung, seperti cacing air, larva serangga, hingga mengonsumsi udang-udangan yang berukuran kecil.

            Ia lebih suka mencari makan saat malam hari dan berada di dasar lumpur berpasir. Ikan ini juga memiliki bukaan mulut yang kecil, di mana letak mulutnya mengarah pada bagian bawah tubuh. Maka dari itu, untuk memperoleh makanan menggunakan indera penciuman atau hidung.

Keunikan

             Warna tubuh cokelat yang dihiasi corak menyerupai batik menjadi ciri khas dari spesies ini.  Tak heran, banyak yang menyukainya terutama komunitas pencinta ikan. Selain itu, tergolong sebagai ikan yang cerdas karena mudah mengenali pemiliknya jika dipelihara dalam akuarium. Harganya pun cukup menggiurkan, bahkan bisa dipatok Rp. 150.000 per ekornya.

Manfaat

            Ikan Sili banyak dimanfaatkan sebagai ikan hias karena bentuknya yang pipih, dibalut motif batik yang unik pada tubuhnya, serta tampak indah ketika berenang. Menariknya, ikan ini juga diolah untuk dikonsumsi. Salah satunya, menjadi lauk andalan yang disuguhkan dengan nasi boranan makanan khas Lamongan. Namun, populasinya yang semakin berkurang dan sulitnya dibudidaya membuat harga ikan ini menjadi cukup mahal jika dibandingkan dengan jenis ikan lainnya.Konsorsium Yasiwa-Yayasan Ulin (ml.)

Ikan Sili (Macrognathus aculeatus) yang ditemukan di Sungai Suwi. Foto: Suimah, Yasiwa
Ikan Sili (Macrognathus aculeatus) yang ditemukan di Sungai Suwi. Foto: Suimah, Yasiwa

 

Ikan sili (Macrognathus aculeatus) sebagai ikan hias. Sumber Foto:www.aquaportail.com
Ikan sili (Macrognathus aculeatus) sebagai ikan hias. Sumber Foto:www.aquaportail.com

Bagikan

Share on facebook
Share on twitter
Share on linkedin
Share on whatsapp

Artikel Lainnya

Pelatihan Pengelolaan Website Desa: Langkah Strategis Menuju Transformasi Digital
Rencana Strategis Yasiwa
Rencana Strategis Yasiwa
Merajut Komunikasi Untuk Pengelolaan KEP LBMS

MENGAPA KONSERVASI?

Banyak yang tidak menyadari begitu besar nilai dan manfaat keragaman hayati sebagai dasar dari kehidupan di bumi dan jasa ekologi yang disediakan secara cuma-cuma oleh habitat-habitat alami dalam bentang alam.
Sebagian besar keragaman hayati hidup di luar kawasan dilindungi, yang umumnya merupakan hutan dataran rendah yang memiliki keragaman hayati yang tinggi, lahan basah yang penting untuk tata air, ataupun lahan gambut yang memiliki kandungan karbon yang tinggi.
Ragam pemanfaatan bentang alam merupakan hasil perkembangan dari waktu ke waktu untuk pertanian, perkebunan, perikanan, agroforestry, pertambangan, pemukiman, yang perlu diimbangi dengan alokasi hutan lindung dan konservasi yang proporsional untuk menjaga ketahanan lingkungan
Oleh karena itu, para pihak yang memanfaatkan bentang alam bertanggung jawab untuk mempertahankan keragaman hayati dengan menyisihkan habitat-habitat alami sebagai aset yang penting untuk kehidupan masa depan. Kegiatan inti Yasiwa difokuskan pada pencapaian pengelolaan konservasi praktis dan efektif untuk keragaman hayati dan habitatnya pada beragam pemanfaatan bentang alam tersebut di atas.
Previous
Next

YASIWA, 2020