Walet Sapi, Si Penghasil Sarang Berkualitas

March 20, 2023

Bagikan

Share on facebook
Facebook
Share on twitter
Twitter
Share on linkedin
LinkedIn
Share on whatsapp
WhatsApp

Burung walet salah satu spesies burung yang memiliki banyak manfaat. Jenis burung gua ini bernavigasi dalam kegelapan dengan melentingkan suaranya dan membuat gema layaknya kelelawar. Kehadirannya pun berperan sebagai pemasok energi bagi organisme yang hidup di dalam gua. Terdapat 6 jenis burung walet di Indonesia, salah satunya walet sapi atau Collocalia esculenta yang akan dibahas dalam artikel berikut ini.

Persebaran dan Habitat Asli

            Walet sapi adalah sejenis burung dari suku Apodidae. Burung ini tersebar di benua Asia dan beberapa negara yang meliputi, Indonesia (Jawa dan Bali), India, Filipina, Brunei, Burma, Singapura, Thailand, Malaysia, China, Papua Nugini, Kepulauan Solomon, hingga Australia.

            Sementara habitat aslinya berada di wilayah ketinggian, baik di padang rumput berpohon terbuka ataupun hutan. Walet sapi suka membuat sarang di celah-celah batu atau sudut bangunan yang agak terang dalam mulut gua.

Morfologi

            Hampir semua jenis walet memiliki bentuk tubuh yang sama. Walet sapi atau white-bellied swiftlet memiliki ciri khas pada bagian perutnya yang bewarna keputihan. Walet sapi memiliki suara khas lengkingan dengan nada tinggi “ciir-ciir.”

Burung ini suka terbang berputar-putar secara berkelompok. Ukuran tubuhnya sekitar 10 cm dengan lebar bentangan sayap mencapai 21 cm. Sayapnya berbentuk bulan sabit yang runcing dan memanjang.

            Bagian atas tubuhnya berwarna hitam kehijau-hijauan, sementara bagian bawahnya abu-abu gelap. Ujung paruhnya melengkung, seperti kuku. Paruh ini akan berfungsi sebagai alat penempel di tempat yang akan dibangun sarang, karena kedua kakinya kecil dan lemah.

Matanya berwarna cokelat gelap dengan paruh hitam, serta ekor yang terdapat belahan dangkal. Walet memiliki kuku kecil dna runcing yang digunakan untuk menghinggap pada waktu beristirahat dalam posisi menggantung pada sarang.

Perilaku dan Gaya Hidup

            Walet sapi hidup secara berkelompok, tidak kuat terbang jauh, dan tidak beraturan. Kebanyakkan hanya berputar-putar rendah di dekat permukaan tanah atau sungai untuk minum dan mandi. Ketika mencari makan, Collocalia esculenta akan memutari pohon-pohon besar dan tinggi yang terdapat banyak serangga, seperti tawon kecil.

            Kebiasaan unik lainnya, yaitu walet suka menggantung pada batu karang menggunakan cakarnya yang tajam, bersarang di gua-gua, hingga langit-langit rumah. Dari kebiasaannya itulah, orang menjaringnya agar walet mau bersarang di rumah yang telah didirikan.

            Sarang walet memiliki bentuk yang tidak beraturan, terbuat dari campuran lumut dan rumput yang direkatkan dengan air liurnya. Biasanya diletakkan pada celah gua yang terang, sudut bangunan, hingga celah-celah batu. Sarang ini bisa dimakan, tetapi perlu dibersihkan terlebih dahulu sebelum diolah karena terdapat banyak kandungan rumput dan lumutnya.

            Masa reproduksi berlangsung sepanjang tahun atau tidak bergantung pada musim kawin, ia bisa menghasilkan dua butir telur. Telurnya berwarna putih dengan bentuk lonjong. Spesies Collocalia esculenta tersebar di seluruh wilayah, sehingga masuk ke dalam daftar merah last concern atau terancam punah IUCN.

Manfaat dari Walet Sapi

            Sarang walet atau disebut edible bird’s nest terbuat dari air liur tanpa adanya campuran dari bahan lain. Walet menghasilkan sarang yang memiliki nilai ekonomis dan juga berkhasiat untuk kesehatan. Burung tersebut membuat sarang di langit-langit gua untuk menghindari predator. Proses pembuatannya juga sangat lama.

Burung walet hanya akan membuat sarang maksimal tiga kali saja dalam satu tahun. Maka tak heran, jika harganya mencapai belasan juta rupiah per kilonya. Selain diperjualbelikan, orang banyak mengonsumsinya dalam bentuk sup hangat. Teksturnya akan menjadi kenyal setelah diolah.

Makanan eksklusif ini dipercaya bisa menjaga daya tahan tubuh dan membuat kulit awet muda karena kaya akan protein, karbohidrat, kalsium, fostor, serta besi. Sarang walet juga dipercaya sebagai obat tradisonal yang dapat menyembuhkan sakit pernapasan dan menghambat pertumbuhan sel-sel kanker. Konsorsium Yasiwa-Yayasan Ulin (ml.)

Wallet sapi (Collocalia esculenta) di sarangnya. Foto: www.innerpath.com.au
Wallet sapi (Collocalia esculenta) di sarangnya. Foto: www.innerpath.com.au

 

Walet sapi (Collocalia esculenta) saat terbang. Foto: jonthanhornbuckle.webs.com
Walet sapi (Collocalia esculenta) saat terbang. Foto: jonthanhornbuckle.webs.com

Bagikan

Share on facebook
Share on twitter
Share on linkedin
Share on whatsapp

Artikel Lainnya

Alap-alap Capung, Burung Predator Terkecil di Dunia
Burung Perling Kumbang, Spesies Penyerbuk Tanaman
Mengenal Kucing Tandang yang Kian Terancam Punah

MENGAPA KONSERVASI?

Banyak yang tidak menyadari begitu besar nilai dan manfaat keragaman hayati sebagai dasar dari kehidupan di bumi dan jasa ekologi yang disediakan secara cuma-cuma oleh habitat-habitat alami dalam bentang alam.
Sebagian besar keragaman hayati hidup di luar kawasan dilindungi, yang umumnya merupakan hutan dataran rendah yang memiliki keragaman hayati yang tinggi, lahan basah yang penting untuk tata air, ataupun lahan gambut yang memiliki kandungan karbon yang tinggi.
Ragam pemanfaatan bentang alam merupakan hasil perkembangan dari waktu ke waktu untuk pertanian, perkebunan, perikanan, agroforestry, pertambangan, pemukiman, yang perlu diimbangi dengan alokasi hutan lindung dan konservasi yang proporsional untuk menjaga ketahanan lingkungan
Oleh karena itu, para pihak yang memanfaatkan bentang alam bertanggung jawab untuk mempertahankan keragaman hayati dengan menyisihkan habitat-habitat alami sebagai aset yang penting untuk kehidupan masa depan. Kegiatan inti Yasiwa difokuskan pada pencapaian pengelolaan konservasi praktis dan efektif untuk keragaman hayati dan habitatnya pada beragam pemanfaatan bentang alam tersebut di atas.
Previous
Next

YASIWA, 2020