Burung walet salah satu spesies burung yang memiliki banyak manfaat. Jenis burung gua ini bernavigasi dalam kegelapan dengan melentingkan suaranya dan membuat gema layaknya kelelawar. Kehadirannya pun berperan sebagai pemasok energi bagi organisme yang hidup di dalam gua. Terdapat 6 jenis burung walet di Indonesia, salah satunya walet sapi atau Collocalia esculenta yang akan dibahas dalam artikel berikut ini.
Persebaran dan Habitat Asli
Walet sapi adalah sejenis burung dari suku Apodidae. Burung ini tersebar di benua Asia dan beberapa negara yang meliputi, Indonesia (Jawa dan Bali), India, Filipina, Brunei, Burma, Singapura, Thailand, Malaysia, China, Papua Nugini, Kepulauan Solomon, hingga Australia.
Sementara habitat aslinya berada di wilayah ketinggian, baik di padang rumput berpohon terbuka ataupun hutan. Walet sapi suka membuat sarang di celah-celah batu atau sudut bangunan yang agak terang dalam mulut gua.
Morfologi
Hampir semua jenis walet memiliki bentuk tubuh yang sama. Walet sapi atau white-bellied swiftlet memiliki ciri khas pada bagian perutnya yang bewarna keputihan. Walet sapi memiliki suara khas lengkingan dengan nada tinggi “ciir-ciir.”
Burung ini suka terbang berputar-putar secara berkelompok. Ukuran tubuhnya sekitar 10 cm dengan lebar bentangan sayap mencapai 21 cm. Sayapnya berbentuk bulan sabit yang runcing dan memanjang.
Bagian atas tubuhnya berwarna hitam kehijau-hijauan, sementara bagian bawahnya abu-abu gelap. Ujung paruhnya melengkung, seperti kuku. Paruh ini akan berfungsi sebagai alat penempel di tempat yang akan dibangun sarang, karena kedua kakinya kecil dan lemah.
Matanya berwarna cokelat gelap dengan paruh hitam, serta ekor yang terdapat belahan dangkal. Walet memiliki kuku kecil dna runcing yang digunakan untuk menghinggap pada waktu beristirahat dalam posisi menggantung pada sarang.
Perilaku dan Gaya Hidup
Walet sapi hidup secara berkelompok, tidak kuat terbang jauh, dan tidak beraturan. Kebanyakkan hanya berputar-putar rendah di dekat permukaan tanah atau sungai untuk minum dan mandi. Ketika mencari makan, Collocalia esculenta akan memutari pohon-pohon besar dan tinggi yang terdapat banyak serangga, seperti tawon kecil.
Kebiasaan unik lainnya, yaitu walet suka menggantung pada batu karang menggunakan cakarnya yang tajam, bersarang di gua-gua, hingga langit-langit rumah. Dari kebiasaannya itulah, orang menjaringnya agar walet mau bersarang di rumah yang telah didirikan.
Sarang walet memiliki bentuk yang tidak beraturan, terbuat dari campuran lumut dan rumput yang direkatkan dengan air liurnya. Biasanya diletakkan pada celah gua yang terang, sudut bangunan, hingga celah-celah batu. Sarang ini bisa dimakan, tetapi perlu dibersihkan terlebih dahulu sebelum diolah karena terdapat banyak kandungan rumput dan lumutnya.
Masa reproduksi berlangsung sepanjang tahun atau tidak bergantung pada musim kawin, ia bisa menghasilkan dua butir telur. Telurnya berwarna putih dengan bentuk lonjong. Spesies Collocalia esculenta tersebar di seluruh wilayah, sehingga masuk ke dalam daftar merah last concern atau terancam punah IUCN.
Manfaat dari Walet Sapi
Sarang walet atau disebut edible bird’s nest terbuat dari air liur tanpa adanya campuran dari bahan lain. Walet menghasilkan sarang yang memiliki nilai ekonomis dan juga berkhasiat untuk kesehatan. Burung tersebut membuat sarang di langit-langit gua untuk menghindari predator. Proses pembuatannya juga sangat lama.
Burung walet hanya akan membuat sarang maksimal tiga kali saja dalam satu tahun. Maka tak heran, jika harganya mencapai belasan juta rupiah per kilonya. Selain diperjualbelikan, orang banyak mengonsumsinya dalam bentuk sup hangat. Teksturnya akan menjadi kenyal setelah diolah.
Makanan eksklusif ini dipercaya bisa menjaga daya tahan tubuh dan membuat kulit awet muda karena kaya akan protein, karbohidrat, kalsium, fostor, serta besi. Sarang walet juga dipercaya sebagai obat tradisonal yang dapat menyembuhkan sakit pernapasan dan menghambat pertumbuhan sel-sel kanker. Konsorsium Yasiwa-Yayasan Ulin (ml.)