Ikan sapu-sapu adalah spesies pemakan lumut atau alga yang seringkali dimanfaatkan sebagai ikan pembersih kaca akuarium. Terdapat kurang lebih 22 spesies, salah satunya Pterygoplichthys pardalis yang banyak dijumpai di Indonesia. Kira-kira, seperti apa ikan sapu-sapu itu? Yuk, kupas tuntas di dalam artikel berikut!
Ciri-Ciri Ikan Sapu-sapu
Tubuh ikan sapu-sapu ditutupi oleh sisik yang keras, tetapi fleksibel. Bentuk kepalanya menyerupai ikan lele dengan bagian abdomen yang berpola titik-titik putih besar. Bentuk mulut layaknya penghisap tepat berada di bawah kepala.
Bentuk ususnya panjang dan tersusun melingkar menyerupai spiral, sehingga ikan ini masuk ke dalam kelompok herbivora. Namun, berdasarkan spektrum dari jenis makanannya yang luas, Sapu-sapu dikelompokkan sebagai spesies ikan eurifagik atau pemakan segala.
Pterygoplichthys pardalis tidak memiliki sisi, permukaan tubuhnya kasar, dan berbentuk pipih memanjang. Permukaan tubuh ditutupi sisik yang keras dan tajam. Sirip dorsal sebanyak 9 – 14 buah, sirip dada yang dilengkapi duri kecil berbentuk menyerupai gigi. Secara alaminya, ikan Sapu-sapu bisa tumbuh sampai ukuran 40 cm atau lebih dalam kurun waktu 2 tahun.
Habitat dan Persebaran
Sapu-sapu berasal dari Sungai Amazon, Amerika Selatan. Tepatnya, di Argentina Utara, Paraguay, dan Uruguay. Namun, keberadaannya sudah tersebar di beberapa negara di seluruh dunia. Keberadaan ikan Sapu-sapu di perairan Indonesia disebabkan dari adanya pembudidayaan ikan hias yang secara tidak sengaja melepasnya ke perairan umum, sehingga berkembang biak di Indonesia.
Habitat aslinya berada di sungai dengan air yang jernih dan deras. Akan tetapi, bisa juga hidup di perairan yang tergenang, seperti rawa dan danau. Bahkan kini, ikan sapu-sapu dipelihara sebagai ikan hias yang membantu membersihkan akuarium dari lumut atau alga. Sapu-sapu pun dapat beradaptasi di perairan dengan kandungan oksigen rendah. Pertumbuhannya juga relatif lebih cepat dibandingkan jenis ikan lainnya.
Kebiasaan dan Makanan
Sapu-sapu memiliki gerakan lambat dan cenderung menetap di dasar perairan ketika sedang makan. Ikan yang disebut janitor fish ini dilengkapi dengan mulut menyerupai cangkir isap yang berada di bagian bawah tubuhnya. alhasil, dengan mudahnya sapu-sapu bisa menghisap dan memakan segala jenis alga yang menempel pada permukaan halus maupun kasar.
Sebagai hewan omnivora oportunistik, ia suka memakan alga, ikan-ikan kecil, dan juga tanaman air. Di samping itu ikan ini juga memiliki kemampuan untuk membersihkan ganggang dan kotoran yang menempel pada akuarium.
Pemanfaatan dan Ancaman Ikan Sapu-sapu
Kini, banyak yang mengembangbiakkannya dengan warna-warna yang lebih menarik, seperti albino (putih), dan kuning oranye. Dari keindahan warnanya inilah yang menjadikannya sebagai salah satu ikan hias dengan harga yang mampu bersaing dengan ikan hias jenis lainnya.
Namun berdasarkan hasil penelitian, sapu-sapu memiliki kandungan logam berat yang sama dengan lingkungan tempat hidupnya. Adapula kandungan kadmium (Cd), air raksa (Hg), timbal (Pb), dan arsenik (As) yang terdeteksi di dalam daging ikan sapu-sapu. Selain itu, juga menjadi vector parasit bagi ikan-ikan pendatang dan ancaman bagi spesies ikan-ikan lokal yang ada.Konsorsium Yasiwa-Yayasan Ulin (ml).


Bentuk mulut ikan sapu-sapu yang berada di bagian bawah tubuh, merupakan adaptasi dari kebiasaan memakan lumut pada dasar perairan.