Ikan Sapu-Sapu : Ciri-Ciri, Habitat, dan Pemanfataannya

March 20, 2023

Bagikan

Share on facebook
Facebook
Share on twitter
Twitter
Share on linkedin
LinkedIn
Share on whatsapp
WhatsApp

Ikan sapu-sapu adalah spesies pemakan lumut atau alga yang seringkali dimanfaatkan sebagai ikan pembersih kaca akuarium. Terdapat kurang lebih 22 spesies, salah satunya Pterygoplichthys pardalis yang banyak dijumpai di Indonesia. Kira-kira, seperti apa ikan sapu-sapu itu? Yuk, kupas tuntas di dalam artikel berikut!

Ciri-Ciri Ikan Sapu-sapu

            Tubuh ikan sapu-sapu ditutupi oleh sisik yang keras, tetapi fleksibel. Bentuk kepalanya menyerupai ikan lele dengan bagian abdomen yang berpola titik-titik putih besar. Bentuk mulut layaknya penghisap tepat berada di bawah kepala.

            Bentuk ususnya panjang dan tersusun melingkar menyerupai spiral, sehingga ikan ini masuk ke dalam kelompok herbivora. Namun, berdasarkan spektrum dari jenis makanannya yang luas, Sapu-sapu dikelompokkan sebagai spesies ikan eurifagik atau pemakan segala.

            Pterygoplichthys pardalis tidak memiliki sisi, permukaan tubuhnya kasar, dan berbentuk pipih memanjang. Permukaan tubuh ditutupi sisik yang keras dan tajam. Sirip dorsal sebanyak 9 – 14 buah, sirip dada yang dilengkapi duri kecil berbentuk menyerupai gigi. Secara alaminya, ikan Sapu-sapu bisa tumbuh sampai ukuran 40 cm atau lebih dalam kurun waktu 2 tahun.

Habitat dan Persebaran

             Sapu-sapu berasal dari Sungai Amazon, Amerika Selatan. Tepatnya, di Argentina Utara, Paraguay, dan Uruguay. Namun, keberadaannya sudah tersebar di beberapa negara di seluruh dunia. Keberadaan ikan Sapu-sapu di perairan Indonesia disebabkan dari adanya pembudidayaan ikan hias yang secara tidak sengaja melepasnya ke perairan umum, sehingga berkembang biak di Indonesia.

            Habitat aslinya berada di sungai dengan air yang jernih dan deras. Akan tetapi, bisa juga hidup di perairan yang tergenang, seperti rawa dan danau. Bahkan kini, ikan sapu-sapu dipelihara sebagai ikan hias yang membantu membersihkan akuarium dari lumut atau alga. Sapu-sapu pun dapat beradaptasi di perairan dengan kandungan oksigen rendah. Pertumbuhannya juga relatif lebih cepat dibandingkan jenis ikan lainnya.

Kebiasaan dan Makanan

            Sapu-sapu memiliki gerakan lambat dan cenderung menetap di dasar perairan ketika sedang makan. Ikan yang disebut janitor fish ini dilengkapi dengan mulut menyerupai cangkir isap yang berada di bagian bawah tubuhnya. alhasil, dengan mudahnya sapu-sapu bisa menghisap dan memakan segala jenis alga yang menempel pada permukaan halus maupun kasar.

Sebagai hewan omnivora oportunistik, ia suka memakan alga, ikan-ikan kecil, dan juga tanaman air. Di samping itu ikan ini juga memiliki kemampuan untuk membersihkan ganggang dan kotoran yang menempel pada akuarium.

Pemanfaatan dan Ancaman Ikan Sapu-sapu

            Kini, banyak yang mengembangbiakkannya dengan warna-warna yang lebih menarik, seperti albino (putih), dan kuning oranye. Dari keindahan warnanya inilah yang menjadikannya sebagai salah satu ikan hias dengan harga yang mampu bersaing dengan ikan hias jenis lainnya.

            Namun berdasarkan hasil penelitian, sapu-sapu memiliki kandungan logam berat yang sama dengan lingkungan tempat hidupnya. Adapula kandungan kadmium (Cd), air raksa (Hg), timbal (Pb), dan arsenik (As) yang terdeteksi di dalam daging ikan sapu-sapu. Selain itu, juga menjadi vector parasit bagi ikan-ikan pendatang dan ancaman bagi spesies ikan-ikan lokal yang ada.Konsorsium Yasiwa-Yayasan Ulin (ml).

Ikan sapu-sapu yang ditemukan di Lahan Basah Suwi. Foto: Ingan, Yasiwa
Ikan sapu-sapu yang ditemukan di Lahan Basah Suwi. Foto: Ingan, Yasiwa

 

Bentuk mulut ikan sapu-sapu yang berada di bagian bawah tubuh, merupakan adaptasi dari kebiasaan memakan lumut pada dasar perairan. Foto:Ingan, Yasiwa
Ikan sapu-sapu yang ditemukan di Lahan Basah Suwi. Foto:Ingan, Yasiwa

Bentuk mulut ikan sapu-sapu yang berada di bagian bawah tubuh, merupakan adaptasi dari kebiasaan memakan lumut pada dasar perairan.

Bagikan

Share on facebook
Share on twitter
Share on linkedin
Share on whatsapp

Artikel Lainnya

Pelatihan Pengelolaan Website Desa: Langkah Strategis Menuju Transformasi Digital
Rencana Strategis Yasiwa
Rencana Strategis Yasiwa
Merajut Komunikasi Untuk Pengelolaan KEP LBMS

MENGAPA KONSERVASI?

Banyak yang tidak menyadari begitu besar nilai dan manfaat keragaman hayati sebagai dasar dari kehidupan di bumi dan jasa ekologi yang disediakan secara cuma-cuma oleh habitat-habitat alami dalam bentang alam.
Sebagian besar keragaman hayati hidup di luar kawasan dilindungi, yang umumnya merupakan hutan dataran rendah yang memiliki keragaman hayati yang tinggi, lahan basah yang penting untuk tata air, ataupun lahan gambut yang memiliki kandungan karbon yang tinggi.
Ragam pemanfaatan bentang alam merupakan hasil perkembangan dari waktu ke waktu untuk pertanian, perkebunan, perikanan, agroforestry, pertambangan, pemukiman, yang perlu diimbangi dengan alokasi hutan lindung dan konservasi yang proporsional untuk menjaga ketahanan lingkungan
Oleh karena itu, para pihak yang memanfaatkan bentang alam bertanggung jawab untuk mempertahankan keragaman hayati dengan menyisihkan habitat-habitat alami sebagai aset yang penting untuk kehidupan masa depan. Kegiatan inti Yasiwa difokuskan pada pencapaian pengelolaan konservasi praktis dan efektif untuk keragaman hayati dan habitatnya pada beragam pemanfaatan bentang alam tersebut di atas.
Previous
Next

YASIWA, 2020