Biawak Air Tawar, Kadal Besar Pemakan Daging

February 28, 2023

Bagikan

Share on facebook
Facebook
Share on twitter
Twitter
Share on linkedin
LinkedIn
Share on whatsapp
WhatsApp

Biawak (Varanus salvator) adalah reptil yang masuk dalam kategori kadal bertubuh besar. Spesies biawak air tawar ini termasuk karnivora (pemakan daging) yang bersifat agresif dan ekstrem. Berdasarkan, IUCN (International Union for Conservation of Nature) biawak digolongkan sebagai satwa dengan status konservasi Risiko Rendah (LC) karena dianggap masih berjumlah banyak.

Ciri-Ciri

            Biawak memiliki bentuk yang mirip dengan Komodo, yaitu bersisik, punya 4 kaki, ekornya panjang, bermoncong, dan lidah yang sering dijulurkan. Namun, ukuran tubuhnya lebih kecil. Biawak bisa tumbuh besar dengan panjang 1,5 m dan bobot 50 kg. Biasanya jantan akan bertumbuh lebih besar dibandingkan betina.

            Tubuh biawak dibalut dengan kulit tebal dan bersisik. Pada bagian kepala ukuran sisiknya lebih besar dan akan semakin mengecil hingga ekor. Umumnya berwarna abu-abu, hitam, kuning, hijau, dan cokelat. Seringkali karena kulitnya yang eksotis banyak dimanfaatkan sebagai bahan baku produk fashion, mulai dari sepatu, tas, dan ikat pinggang.

            Bentuk lidahnya menyerupai ular, berukuran panjang, dan bercabang pada bagian ujungnya. Lidah ini berfungsi untuk mendeteksi bau ataupun lokasi mangsa saat berburu.

Habitat dan Persebaran

            Biawak umumnya hidup di kawasan beriklim tropis, seperti Indonesia, Malaysia, India, Filipina, Brunei, Thailand, New Guinea, dan masih banyak lagi. Spesies air tawar ini menghuni tepi-tepi sungai atau saluran air, lahan basah, tepian danau, hutan lembab, pantai, hingga rawa-rawa (termasuk rawa bakau). Selain itu, kerap kali ditemukan di gorong-gorong saluran air yang bermuara ke sungai.    

Perilaku dan Cara Hidup

            Biawak aktif di pagi hari hingga siang hari. Ketika siang hari, ia memiliki kebiasaan berjemur di atas pohon atau di darat. Sementara malam hari akan kembali ke sarangnya untuk beristirahat. Biawak membuat sarang dengan menggali tanah menggunakan kukunya yang kuat.

            Dengan tubuh yang kekar, cakar yang tajam, serta rahang yang kuat, tentu saja dapat membantu reptil ini mencari mangsa dan mempertahankan diri. Secara alaminya, memangsa ikan, serangga, kadal, burung, kepiting, ular, buaya muda, kura-kura, dan mamalia kecil seperti tikus dan cecurut.

            Biawak air tawar juga dikenal sebagai satwa pemakan bangkai karena suka memakan daging hewan yang mati dan membusuk. Namun, hadirnya spesies ini memiliki peran penting untuk membersihkan hutan.

            Biawak termasuk hewan soliter yang jarang berinteraksi dengan hawan lain. Tapi, pada saat memasuki usia kawin akan melakukan aktivitas sosial. Biawak berkembang biak dengan bertelur. Biasanya, sebelum kawin dengan betina, biawak jantan akan menjadi agresif untuk merebut wilayah dengan berkelahi terlebih dahulu untuk memperlihatkan kekuasannya.

            Dalam satu tahun, reptil ini bisa bertelur lebih dari satu kali. Telur biawak akan disimpan dalam pasir atau lumpur di tepian sungai atau ditutup dengan ranting dan dedaunan. Nantinya panas dari matahari akan menghangatkan telur hingga menetas.

            Telurnya berbentuk lonjong dan cangkangnya lunak. Suhu sarang akan memengaruhi jenis kelamin bayi saat telur tersebut menetas. Jika temperatur sarang rendah, maka jenis kelaminnya betina. Begitu sebaliknya, jika temparaturnya tinggi maka akan berpotensi jantan. Anak biawak yang menetas nantinya akan mencari makan secara mandiri. Konsorsium Yasiwa-Yayasan Ulin (ml).

Biawak (Varanus salvator) di Lahan Basah Mesangat. Foto: Mohammad Zulfikar, Konsorsium Yasiwa-Yayasan Ulin.
Biawak (Varanus salvator) di Lahan Basah Mesangat. Foto: Mohammad Zulfikar, Konsorsium Yasiwa-Yayasan Ulin.

Bagikan

Share on facebook
Share on twitter
Share on linkedin
Share on whatsapp

Artikel Lainnya

Pelatihan Pengelolaan Website Desa: Langkah Strategis Menuju Transformasi Digital
Rencana Strategis Yasiwa
Rencana Strategis Yasiwa
Merajut Komunikasi Untuk Pengelolaan KEP LBMS

MENGAPA KONSERVASI?

Banyak yang tidak menyadari begitu besar nilai dan manfaat keragaman hayati sebagai dasar dari kehidupan di bumi dan jasa ekologi yang disediakan secara cuma-cuma oleh habitat-habitat alami dalam bentang alam.
Sebagian besar keragaman hayati hidup di luar kawasan dilindungi, yang umumnya merupakan hutan dataran rendah yang memiliki keragaman hayati yang tinggi, lahan basah yang penting untuk tata air, ataupun lahan gambut yang memiliki kandungan karbon yang tinggi.
Ragam pemanfaatan bentang alam merupakan hasil perkembangan dari waktu ke waktu untuk pertanian, perkebunan, perikanan, agroforestry, pertambangan, pemukiman, yang perlu diimbangi dengan alokasi hutan lindung dan konservasi yang proporsional untuk menjaga ketahanan lingkungan
Oleh karena itu, para pihak yang memanfaatkan bentang alam bertanggung jawab untuk mempertahankan keragaman hayati dengan menyisihkan habitat-habitat alami sebagai aset yang penting untuk kehidupan masa depan. Kegiatan inti Yasiwa difokuskan pada pencapaian pengelolaan konservasi praktis dan efektif untuk keragaman hayati dan habitatnya pada beragam pemanfaatan bentang alam tersebut di atas.
Previous
Next

YASIWA, 2020