Membangun Pengetahuan Lahan Basah Bagi Mahasiswa

February 27, 2023

Bagikan

Share on facebook
Facebook
Share on twitter
Twitter
Share on linkedin
LinkedIn
Share on whatsapp
WhatsApp

Konsorsium Yasiwa-Yayasan Ulin melakukan kerja sama dengan Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian (STIPER) Sangatta. Sebagai Sekolah Tinggi yang ada di Kutai Timur, STIPER selayaknya yang paling memahami dan berperan dalam melakukan penelitian dan studi yang diperlukan untuk pengelolaan lahan basah. Oleh karena itu kerja sama ini dimaksudkan untuk membangun pengetahuan tentang Lahan Basah Mesangat Suwi melalui penelitian bagi mahasiswa dan dosen.  

Pelaksanaan kerja sama penelitian dan praktek kerja lapangan (PKL) telah berlangsung dari tanggal 11 Januari – 13 Februari 2023. Tercatat lima orang mahasiswa bersama dua orang dosen melangsungkan penelitian di Lahan Basah Mesangat dan Suwi.  

            Penelitian di Lahan Basah Mesangat bertujuan untuk mengetahui besaran angkutan sedimen melayang dan sedimen dasar pada aliran sungai Mesangat. Kemudian, menduga potensi karbon yang tersimpan pada tegakan di kawasan lahan basah Mesangat, kecamatan Long Mesangat.

            Sedimen membawa dampak yang merugikan untuk sungai karena mengakibatkan pendangkalan. Pengambilan sampel sedimen melayang dan sedimen dasar di wilayah hulu dan hilir Sungai Mesangat dengan rumus pitter miller yang melalui pengujian laboratorium.

            Selain meneliti sedimen dilakukan juga pembuatan petak ukur yang digunakan sebagai areal untuk mengontrol secara kontinu keanekaragaman hayati. Lalu, juga berfungsi sebagai lokasi pengambilan sampel tanah dan seresah untuk mengetahui potensi simpanan karbon pada tegakan Lahan Basah Mesangat.

            Berikutnya, dilakukan juga penelitian di Suwi dengan mengidentifikasi ODTW (Obyek Daya Tarik Wisata) di Danau Loa Putih, mengetahui tingkat kelayakan ekologi dan sosial dari Danau Loa Putih guna pengembangan wisata, dan mengambil titik koordinat masing-masing ODTW untuk membuat peta kunjungan wisata,

            Dari hasil penelitian ditemukan beberapa objek yang telah teridentifikasi, seperti danau, lokasi Bekantan, tumbuhan air teratai, dan beberapa jenis burung. Keseluruhan ODTW beserta sarana prasana akan melalui uji kelayakan.

                 Membagikan kuesioner dan wawancara terhadap responden dengan tujuan pengembangan dan penggalian informasi untuk mengetahui persepsi masyarakat lokal yang akan menjadi pengelola Danau Loa Putih sebagai daerah kunjungan wisata. Lalu, diperlukan pemasangan track atau peta jalur kunjungan, sehingga memudahkan tahap promosi.

            Selain itu, dilakukan pengambilan contoh plankton di hulu, tengah dan hilir sungai Suwi, serta di Loa Bekara, masing masing lokasi dilakaukan pengambilan sebanyak 3x ulangan.  Selanjutnya contoh plankton di analisa di laboratorium Air Universitas Mulawarman

Serta mengetahui jenis-jenis serangga di sekitar kawasan petak ukur permanen dan pondok kerja konsorsium. Pengambilan contoh serangga dilakuan di PUP dan di sekitar Pondok Kerja konsorsium, dengan menggunakan jala air serangga (Swepp nett), perangkap cahaya (Light trap) dan Fit Fall Trap. Selanjutnya contoh serangga akan di Analisa di Lab Perlindungan Hutan Program Studi Kehutanan STIPER Kutim. Serangga yang ditemukan tentu dapat memberikan gambaran tingkat kelestarian hutan di Lahan Basah Suwi.(ml.)

Pengukuran kecepatan arus Sungai Mesangat menggunakan bola pimpong
Pengukuran kecepatan arus Sungai Mesangat menggunakan bola pimpong

 

Pengambilan sampel plankton menggunakan plankton net di Sungai Suwi
Pengambilan sampel plankton menggunakan plankton net di Sungai Suwi

 

Pemasangan Perangkap cahaya (Light Trap) untuk mendapatkan sampel serangga
Pemasangan Perangkap cahaya (Light Trap) untuk mendapatkan sampel serangga

 

 

Bagikan

Share on facebook
Share on twitter
Share on linkedin
Share on whatsapp

Artikel Lainnya

Pelatihan Pengelolaan Website Desa: Langkah Strategis Menuju Transformasi Digital
Rencana Strategis Yasiwa
Rencana Strategis Yasiwa
Merajut Komunikasi Untuk Pengelolaan KEP LBMS

MENGAPA KONSERVASI?

Banyak yang tidak menyadari begitu besar nilai dan manfaat keragaman hayati sebagai dasar dari kehidupan di bumi dan jasa ekologi yang disediakan secara cuma-cuma oleh habitat-habitat alami dalam bentang alam.
Sebagian besar keragaman hayati hidup di luar kawasan dilindungi, yang umumnya merupakan hutan dataran rendah yang memiliki keragaman hayati yang tinggi, lahan basah yang penting untuk tata air, ataupun lahan gambut yang memiliki kandungan karbon yang tinggi.
Ragam pemanfaatan bentang alam merupakan hasil perkembangan dari waktu ke waktu untuk pertanian, perkebunan, perikanan, agroforestry, pertambangan, pemukiman, yang perlu diimbangi dengan alokasi hutan lindung dan konservasi yang proporsional untuk menjaga ketahanan lingkungan
Oleh karena itu, para pihak yang memanfaatkan bentang alam bertanggung jawab untuk mempertahankan keragaman hayati dengan menyisihkan habitat-habitat alami sebagai aset yang penting untuk kehidupan masa depan. Kegiatan inti Yasiwa difokuskan pada pencapaian pengelolaan konservasi praktis dan efektif untuk keragaman hayati dan habitatnya pada beragam pemanfaatan bentang alam tersebut di atas.
Previous
Next

YASIWA, 2020