Musang Linsang, Spesies Mamalia Asli Indonesia

January 30, 2023

Bagikan

Share on facebook
Facebook
Share on twitter
Twitter
Share on linkedin
LinkedIn
Share on whatsapp
WhatsApp

Musang adalah kelompok mamalia karnivora dari suku Viverridae. Hewan ini dapat dijumpai di area pemukiman penduduk, baik di pedesaan maupun perkotaan, untuk mencari makanan. Namun, habitat aslinya ialah hutan sekunder di Wilayah Asia. Ada beberapa jenis musang di Indonesia, salah satunya Musang Linsang (Prionodon linsang). Di lahan basah baru tercatat satu kali saat survey malam di Mesangat.

Persebaran dan Habitat Musang Linsang

            Musang Linsang atau dikenal juga Luwak dan Congkak merupakan spesies mamalia asli Indonesia. Linsang dapat dijumpai di beberapa wilayah Indonesia yang meliputi Aceh, Sumatera Barat, Pulau Jawa, Sumatera, dan Kalimantan. Selain itu, juga ditemukan di Malaysia, Brunei Darussalam, Thailand, hingga Myanmar.

            Spesies mamalia ini menghuni hutan hujan tropis pada dataran rendah maupun pegunungan dengan ketinggian 2000 meter dpl. Ia sangat suka tidur di atas pohon bambu dan pohon-pohon rimbun lainnya. Biasanya membuat sarang pada lubang di kayu mati.

Karakteristik Musang                      

            Linsang seringkali dianggap sama dengan berang-berang. Nyatanya, kedua jenis hewan ini berbeda. Linsang lebih menyerupai kucing, sementara berang-berang menyerupai musang. Meskipun tergolong ordo carnivora, tetapi terpisah secara tingkat familili. Linsang dari famili Viverridae dan Berang-berang berfamili Mustelidae.

Sebagai mamalia, linsang adalah hewan nokturnal atau lebih aktif di malam hari. Ia akan mengeluarkan suara-suara yang sering kali dianggap ‘mistis’ pada malam hari untuk berkomunikasi. Spesies semi-akuatik ini dapat bergerak dengan cepat dan cekatan saat di daratan ataupun ketika memanjat di pepohonan.

Ciri-ciri

            Prionodon linsang memiliki ukuran tubuh sedang dengan panjang bisa mencapai 35 – 40 cm, panjang ekornya sekitar 30 – 35 cm, dan beratnya mencapai 5 kg. Pada bagian kepalanya tampak agak runcing yang menyerupai kepala kucing. Tubuhnya dipenuhi bulu berwarna kuning keputihan yang disertai belang-belang berupa garis warna hitam. Bagian ekor juga ditumbuhi bulu dengan warna serupa.

            Selain itu, ia juga memiliki gigi taring dan kuku tajam yang dapat disembuyikan di bagian telapak kakinya. Kerap kali, karena corak belang hitam, putih dengan tubuh yang panjang disertai ekor yang juga lebih panjang dari tubuhnya membuat mamalia ini termasuk satwa langka dan unik di Indonesia.

Makanan Utama Musang

            Meski berlabel hewan karnivora yang memangsa mamalia kecil, seperti burung, katak, hewan pengerat (tikus), dan serangga. Ternyata, Linsang juga memakan buah-buahan, seperti buah coklat atau kakau, pepaya, dan kopi.

Ketika mencari mangsa, Linsang akan mengendap-endap dan merangkak dengan perut yang menyentuh tanah untuk menerkam mangsanya secara tiba-tiba. Selain itu, ia sering berada di puncak pohon untuk memangsa burung maupun hewan kecil lainnya untuk dimakan.

 

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1999, status Linsang pun termasuk hewan yang dilindungi di Indonesia. Ditambah lagi, masih adanya aktivitas jual beli yang membuat keberadaannya semakin langka. Konsorsium Yasiwa-Yayasan Ulin.(ml)

Musang Linsang (Prionodon linsang) dijumpai saat survey malam di Mesangat. Foto: Mohammad Zulfikar-Konsorsium
Musang Linsang (Prionodon linsang) dijumpai saat survey malam di Mesangat. Foto: Mohammad Zulfikar-Konsorsium

 

Bagikan

Share on facebook
Share on twitter
Share on linkedin
Share on whatsapp

Artikel Lainnya

Pelatihan Pengelolaan Website Desa: Langkah Strategis Menuju Transformasi Digital
Rencana Strategis Yasiwa
Rencana Strategis Yasiwa
Merajut Komunikasi Untuk Pengelolaan KEP LBMS

MENGAPA KONSERVASI?

Banyak yang tidak menyadari begitu besar nilai dan manfaat keragaman hayati sebagai dasar dari kehidupan di bumi dan jasa ekologi yang disediakan secara cuma-cuma oleh habitat-habitat alami dalam bentang alam.
Sebagian besar keragaman hayati hidup di luar kawasan dilindungi, yang umumnya merupakan hutan dataran rendah yang memiliki keragaman hayati yang tinggi, lahan basah yang penting untuk tata air, ataupun lahan gambut yang memiliki kandungan karbon yang tinggi.
Ragam pemanfaatan bentang alam merupakan hasil perkembangan dari waktu ke waktu untuk pertanian, perkebunan, perikanan, agroforestry, pertambangan, pemukiman, yang perlu diimbangi dengan alokasi hutan lindung dan konservasi yang proporsional untuk menjaga ketahanan lingkungan
Oleh karena itu, para pihak yang memanfaatkan bentang alam bertanggung jawab untuk mempertahankan keragaman hayati dengan menyisihkan habitat-habitat alami sebagai aset yang penting untuk kehidupan masa depan. Kegiatan inti Yasiwa difokuskan pada pencapaian pengelolaan konservasi praktis dan efektif untuk keragaman hayati dan habitatnya pada beragam pemanfaatan bentang alam tersebut di atas.
Previous
Next

YASIWA, 2020