Belibis atau Dendrocygna spp. adalah jenis-jenis burung air yang sekilas menyerupai bebek atau itik. Namun, bila dibandingkan dengan bebek, kemampuan terbang burung belibis jauh lebih baik. Sekelompok unggas berparuh datar ini dikenal dengan ciri khasnya yang bisa mengeluarkan suara berupa siualan atau whistling duck.
Ketika musim reproduksi, belibis cenderung membuat sarang dan bertelur pada lubang-lubang pohon maupun buluh-buluh di permukaan tanah hingga semak- semak berada di sekitar habitat alaminya.
Burung belibis memiliki nilai ekonomis karena cita rasa dagingnya yang lezat, sehingga banyak digemari masyarakat, salah satunya di Kalimantan Timur. Sayangnya keberadaan belibis semakin langka. Hal ini disebabkan oleh permintaan pedagang yang kian tinggi, sehingga banyak yang memburu spesies burung air tersebut. Tak heran, sekarang belibis jarang dijumpai di berbagai daerah yang ramai penduduk.
Belibis Kembang
Di Indonesia terdapat dua jenis belibis, salah satunya belibis kembang (Dendrocygna arcuate) yang dapat dijumpai di Lahan Basah Mesangat-Suwi. Spesies ini hidup secara berkelompok. Umumnya dapat dijumpai di danau dan rawa air tawar. Sering beristirahat di tepian air yang terbuka atau berumput. Ketika mencari makan, belibis kembang akan menyelam berulang-ulang. Maknan Belibis kembang berupa binatang-binatang kecil yang hidup di air, tanaman air dan biji-bijian.
Bebilis kembang spesies dari famili Anatidae yang tersebar luas di Indonesia (Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, dan Papua). Penyebaran global meliputi Filipina, Sulawesi, Sunda Besar, Nusa Tenggara, Papua bagian Selatan, Australia, hingga Fiji. Di Lembah Bada, Taman Nasional Lore Lindu, Belibis kembang teramati menghuni payau air tawar, danau-danau, laguna dan rawa-rawa mulai dari permukaan laut sampai ketinggian 1000 m (pengamatan pribadi Sunarto,1992).
Ukuran panjang tubuhnya sedang, sekitar 45 cm. Lehernya cenderung panjang dan kecil. Bulunya berwarna merah, kepala atas dan leher belakang berwarna cokelat gelap, sementara bagian lainnya cenderung pucat. Punggung, ekor, iris berwarna cokelat. Lalu, dada cokelat berangan, paruh hitam, dan kaki cokelat abu-abu.
Budidaya burung Belibis
Burung Belibis memiliki nilai jual yang cukup tinggi, kebanyakan hasil dari buruan di alam, sehingga keberadaan di alam semakin langka. Oleh karena itu budidaya Belibis merupakan salah satu potensi ekonomi yang bisa dikembangkan. Burung Belibis meskipun katergori hewan yang suka berkelompok, namun setia pada pasangan. Sati ekor jantan burung Belibis hanya akan mengawini satu ekor betina yang telah menjadi pasangannya. Oleh karena itu, memlihara burung belibis sebaiknya berpasangan untuk memudahkan mengawinkannya.
Burung Belibis dewasa dapat menghasilkan 7 sampai 9 butir telur, dalam setahun bisa bertelur tiga kali. Masa mengerami selama 21 hari.
Budidaya Belibis hampir sama dengan budidaya bebek, pakan berupa dedak, jagung dan gabah. Anak belibis rentan terhadap udara dingin, terutama pada malam hari, sehingga perlu penghangat di kandang. Konsorsium Yasiwa-yayasan Ulin (ml).
