Sembung Rambat : Sering Dianggap Gulma, Nyatanya Punya Banyak Manfaat!

July 21, 2022

Bagikan

Share on facebook
Facebook
Share on twitter
Twitter
Share on linkedin
LinkedIn
Share on whatsapp
WhatsApp

Mikania micrantha atau disebut juga sembung rambat (nama lokal) termasuk dalam famili Asteraceae yang berasal dari Amerika Selatan dan Amerika Tengah. Namun, tumbuhan ini berpotensi tersebar di negara dengan iklim tropis dan subtropis. Salah satunya banyak dijumpai di daerah Asia Tenggara, terutama pada lahan perkebunan dan pertanian (kelapa sawit, teh, kopi, dan karet).

Selain kedua area tersebut, mikania juga bisa ditemukan di daerah basah, hutan, lahan terbuka, pinggir jalan, hingga sungai. Mikania dapat tumbuh merambat dengan menutupi inangnya guna mendapatkan nutrisi tanah, matahari, hingga air. Tumbuhan ini dapat berkembang dengan baik pada lingkungan yang mendapatkan paparan sinar matahari tinggi pada suhu di atas 21ᴼC.

Morfologi  

            Sembung rambat memiliki ciri-ciri morfologi dengan akar tunggang primer yang membesar dan memanjang. Batangnya berwarna hijau muda, berambut, tumbuhnya menjalar, memiliki banyak cabang, dan panjang batangnya bisa mencapai 3 – 6 m.

            Tumbuhan ini disebut sebagai gulma berdaun lebar yang sekilas tampak berbentuk hati (daun segitiga dengan ujung meruncing dan bergerigi pada tepinya). Terdapat bunga yang berwarna putih, tumbuh dari ketiak daun, bunga berukuran kecil hanya mencapai 4,5-6 mm. Ada pula biji yang berwarna cokelat kehitaman, Panjang 2 mm, dan bisa menghasilkan biji dalam jumlah yang besar.

Manfaat Sembung Rambat

Meski dipandang sebagai gulma, namun telah banyak dimanfaatkan sebagai obat tradisional untuk mengatasi berbagai penyakit, baik di daerah Amerika Selatan maupun Asia Tenggara. Daunnya dapat diolah menjadi jus yang mampu mengobati gigitan serangga hingga sengatan kalajengking, mengatasi sakit perut, sakit kuning, dan bisa digunakan untuk wanita setelah persalinan.

            Di Malaysia, tumbuhan ini sudah banyak dikonsumsi untuk pengobatan diabetes, stroke, hipertensi, dan hiperkolestrolemia. Sementara di Bangladesh, dimanfaatkan sebagai antiseptik. Selain itu, juga banyak dimanfaatkan sebagai obat demam, rematik, dan mengatasi penyakit pernapasan. Terdapat pula manfaat ekologisnya, yakni akarnya bisa mengikat tanah dengan baik sekaligus melembapkannya.

Tumbuhan penganggu

Sembung rambah dapat tumbuh dalam waktu singkat, menghasilkan banyak biji yang mudah terbawa oleh angin, dan bisa berkembang secara vegetatif. Tumbuhnya menggunakan pohon sebagai tempat untuk merambat, lalu menutupi tumbuhan penyokongnya, kadang sampai menyebabkan kematian. Oleh karena itu disebut sebagai tumbuhan penganggu atau gulma.

            Sembung rambat termasuk salah satu tumbuhan gulma invasif yang sulit dikendalikan. Sehingga dapat menyebakan penurunan hasil dan produktivitas tanaman lain, salah satunya pada perkebunan dan hutan industri yang meliputi kelapa sawit, karet, nanas, ketela pohon, jati, kelapa, dan sebagainya.

            Di Lahan Basah Suwi, sembung rambat ini juga menjadi gulma yang dominan dalam upaya penanaman. Stek kenikara yang di tanam dalam waktu singkat akan dililit oleh akar sembung, jika dalam 2 bulan tidak dibersihkan, akan menutup dengan biomasa yang tebal. Banyak stek yang tumbuh, kemudian mati karena patah atau rebah karena tidak mampu menahan berat. Konsorsium Yasiwa-Yayasan Ulin(ml).  

Daun Sembung rambat (Mikania micrantha)
Daun Sembung rambat (Mikania micrantha)

 

Sembung rambat menutup tumbuhan muda, dan banyak menyebabkan kematian stek yang ditanam.
Sembung rambat menutup tumbuhan muda, dan banyak menyebabkan kematian stek yang ditanam.

Bagikan

Share on facebook
Share on twitter
Share on linkedin
Share on whatsapp

Artikel Lainnya

Rencana Strategis Yasiwa
Rencana Strategis Yasiwa
Merajut Komunikasi Untuk Pengelolaan KEP LBMS
Dijuluki Sebagai Beruang Terkecil di Dunia, Begini Fakta Tentangnya!

MENGAPA KONSERVASI?

Banyak yang tidak menyadari begitu besar nilai dan manfaat keragaman hayati sebagai dasar dari kehidupan di bumi dan jasa ekologi yang disediakan secara cuma-cuma oleh habitat-habitat alami dalam bentang alam.
Sebagian besar keragaman hayati hidup di luar kawasan dilindungi, yang umumnya merupakan hutan dataran rendah yang memiliki keragaman hayati yang tinggi, lahan basah yang penting untuk tata air, ataupun lahan gambut yang memiliki kandungan karbon yang tinggi.
Ragam pemanfaatan bentang alam merupakan hasil perkembangan dari waktu ke waktu untuk pertanian, perkebunan, perikanan, agroforestry, pertambangan, pemukiman, yang perlu diimbangi dengan alokasi hutan lindung dan konservasi yang proporsional untuk menjaga ketahanan lingkungan
Oleh karena itu, para pihak yang memanfaatkan bentang alam bertanggung jawab untuk mempertahankan keragaman hayati dengan menyisihkan habitat-habitat alami sebagai aset yang penting untuk kehidupan masa depan. Kegiatan inti Yasiwa difokuskan pada pencapaian pengelolaan konservasi praktis dan efektif untuk keragaman hayati dan habitatnya pada beragam pemanfaatan bentang alam tersebut di atas.
Previous
Next

YASIWA, 2020