Ficus tumbuhan keystone spesies

June 28, 2022

Bagikan

Share on facebook
Facebook
Share on twitter
Twitter
Share on linkedin
LinkedIn
Share on whatsapp
WhatsApp

Ficus atau bernama lokal ara adalah jenis tumbuhan yang secara alaminya tumbuh di daerah tropis. Terdapat sekitar 850 spesies yang jenis-jenisnya bisa berupa pohon kayu, pohon kecil, semak, pencekik, merambat, tumbuhan menjalar, dan akar liar (menggantung sebagai epifit, hemi epififit, dan akar marambat). Pohon ara atau kayu ara juga dikenal dengan perbungaannya dan pola penyerbukannya yang khas, di mana melibatkan jenis tawon dari familia Agaonidae untuk menyerbuki bunga-bunga yang tertutup.

Karakteristik Ficus yang dapat berbuah sepanjang tahun, membuatnya disebut sebagai keystone species di dalam dalam suatu ekosistem. Yang dimaksud keystone species adalah spesies yang berdampak besar terhadap lingkungan hingga dapat mempengaruhi ekosistem. Keberadaan Ficus mempengaruhi jumlah  dan karakteristik spesies lain, karena ficus ini terus menyediakan buah sebagai makanan bagi berbagai jenis mamalia dan burung, pada saat jenis-jenis pohon lain tidak berbuah.

Ciri Morfologi Ficus Secara Umum

            Tumbuhan ini memiliki ciri morfologi yang unik, yakni adanya getah (lateks) yang berwarna putih hingga kekuningan dari kulit kayu, daun, hingga dahannya. Ficus mempunyai tulang daun lateral pertama yang cenderung menyudut pada ibu tulang di bagian pangkal daun dengan membentuk pola tiga cabang.

            Beberapa tumbuhan jenis Ficus juga memiliki perawakan akar yang khas, seperti akar gantung atau akar udara. Salah satu ciri yang membedakannya dengan jenis tumbuhan lain bisa dilhat dari segi buahnya. Buah ara adalah karangan bunga tertutup yang dikenal sebagai bunga periuk (Sikonium) atau buah semu.

Kegunaan Buah dan Pohon Ficus

            Buah ara menjadi salah satu sumber pakan bagi sejumlah hewan frugivora (pemakan buah), seperti bekantan, burung, kelelawar buah, monyet kapusin, monyet langur, dan sebagainya.

            Selain buahnya, pohon ara juga berperan penting dalam hukum budaya dan istiadat karena nilai religinya. Misalnya, spesies beringin (Ficus benjamina) yang banyak dijumpai di alun-alun (berdasarkan tradisi Jawa).

            Sementara itu, penduduk Sunda menggunakan tumbuhan ara sebagai obat, lalu masyarakat Bali juga mengolahnya dengan cara direbus dan cairannya diminum untuk mengobati kencing batu, dan daunnya bisa ditumbuk dan direbus untuk mengatasi cacingan bagi penduduk Sumba.

Perkembangbiakan Pohon Ficus

            Pohon ara dapat berkembang biak dengan biji, stek, pencangkokan, dan sambungan pucuk (grafting). Sebagaimana tanaman lainnya, pohon ara yang dikembangbiakkan dari biji tidak bisa menghasilkan tanaman yang sama dengan induknya. Sebab, teknik ini hanya digunakan kepada sasaran pembiakannya, tetapi tergantung spesies dan setiap buah ara.

2 Jenis Tumbuhan Ficus di Lahan Basah Suwi

            Berdasarkan survei, ditemukan tiga jenis ficus, yaitu Ficus microcarpa L.f, Ficus sp., dan Ficus variegata Blume, Bijdr. Kedua di antaranya telah sampai pada tahap teridentifikasi. Berikut penjelasannya.

Ficus microcarpa L.f

            Spesies ini memiliki pohon yang berukuran besar dengan tinggi mencapai 15 – 25 meter dan diameternya 50 cm. Kulit batang berwarna abu-abu pucat mulus, mengeluarkan getah putih ketika terluka, tajuknya melebar rindang jatuh sampai ke bawah, dan akar menggangung panjang menjuntai.

            Pohon yang dalam nama lokal disebut kejawi ini, menghasilkan buah sepanjang tahun. Bentuk buahnya bundar, berwarna hijau saat muda, diameternya sekitar 0,5 – 0, 8 cm, dan menempel pada tungkai. Sementara daunnya berbentuk oval atau elips, permukaan licin, brwarna hijau mengkilat, dan kuning saat layu.

            Buah pohon Kejawi di Lahan Basah Suwi menjadi tempat atraktif bagi berbagai macam jenis burung frugivior atau pemakan buah. Tempat mencari makan bagi kelompok Monyet Ekor Panjang, Bajing dan bahkan buah-buah yang jatuh ke sungai menjadi makanan bagi ikan. Biasanya bekantan akan memakan bagian daunnya saja, dan pohon kejawi menjadi satu diantara pohon tidur bagi bekantan.

Ficus variegata Blume

            Memiliki nama lokal harkendeng yang dapat bertumbuh tinggi mencapai lebih dari 40 m dan diameter 110 cm. Umumnya spesies ini ditemukan tinggi menjulang, berbuah lebat, dan cukup kontras dengan tumbuhan lainnya.

            Untuk spesies ini, tidak memiki akar udara yang menggantung. Ketika terluka, akan mengeluarkan getah puti, permukaan batang berwarna abu-abu kecokelatan, dan rantingnya lebih cokelat. Lalu, buahnya bulat bergerombol dan menempel pada batangnya.

            Buahnya berdaging, berwarna hijau saat muda, dan kuning hingg jingga kemerahan saat matang. Kemudian, bentuk daunnya agak lonjong atau elips dengan pertulangan daun primer dan sekunder yang terlihat jelas. Kayunya pun dimanfaatkan sebagai bahan konstruksi karena mempunyai corak yang indah, bahkan buahnya juga bisa dimakan.

Ficus microcarpa L.f
Ficus microcarpa L.f

 

Ficus variegata Blume
Ficus variegata Blume

Bagikan

Share on facebook
Share on twitter
Share on linkedin
Share on whatsapp

Artikel Lainnya

Pelatihan Pengelolaan Website Desa: Langkah Strategis Menuju Transformasi Digital
Rencana Strategis Yasiwa
Rencana Strategis Yasiwa
Merajut Komunikasi Untuk Pengelolaan KEP LBMS

MENGAPA KONSERVASI?

Banyak yang tidak menyadari begitu besar nilai dan manfaat keragaman hayati sebagai dasar dari kehidupan di bumi dan jasa ekologi yang disediakan secara cuma-cuma oleh habitat-habitat alami dalam bentang alam.
Sebagian besar keragaman hayati hidup di luar kawasan dilindungi, yang umumnya merupakan hutan dataran rendah yang memiliki keragaman hayati yang tinggi, lahan basah yang penting untuk tata air, ataupun lahan gambut yang memiliki kandungan karbon yang tinggi.
Ragam pemanfaatan bentang alam merupakan hasil perkembangan dari waktu ke waktu untuk pertanian, perkebunan, perikanan, agroforestry, pertambangan, pemukiman, yang perlu diimbangi dengan alokasi hutan lindung dan konservasi yang proporsional untuk menjaga ketahanan lingkungan
Oleh karena itu, para pihak yang memanfaatkan bentang alam bertanggung jawab untuk mempertahankan keragaman hayati dengan menyisihkan habitat-habitat alami sebagai aset yang penting untuk kehidupan masa depan. Kegiatan inti Yasiwa difokuskan pada pencapaian pengelolaan konservasi praktis dan efektif untuk keragaman hayati dan habitatnya pada beragam pemanfaatan bentang alam tersebut di atas.
Previous
Next

YASIWA, 2020