Burung Penyebar Biji dan Pengendali Serangga

January 27, 2022

Bagikan

Share on facebook
Facebook
Share on twitter
Twitter
Share on linkedin
LinkedIn
Share on whatsapp
WhatsApp

Merpati (Suku Columbidae)

Burung mempunyai peranan penting dalam kehidupan, baik untuk alam ataupun manusia. Keberadaan burung di suatu habitat bermanfaat bagi ekosistem, di antaranya sebagai penyebar biji, dan pengendali populasi serangga. Salah satunya, keluarga burung dari suku Columbidae yang umum disebut burung punai atau merpati-merpatian, makanan utama dari burung-burung punai adalah buah dan buji-bijian, sehingga membantu dalam penyebaran dan regenerasi pohon dan tumbuhan yang dimakan buah atau bijinya. Suku Columbidae terkenal dengan postur tubuh yang pendek, bulat, gempal, paruh ramping, hingga leher yang cenderung pendek.

Jenis ini biasanya bersarang di atas tanah, pohon, semak dengan sarang yang berbentuk panggung terbuat dari ranting pohon kering. Saat perkembangbiakan, burung punai akan memilih pasangan, membangun sarang, mengerami telur, dan membersarkan anaknya. Jika telah mempunyai pasangan, mereka akan memisahkan diri dari kelompoknya.

Habitat asli burung punai adalah hutan dataran rendah, hutan hujan dataran tinggi, sungai, hutan mangrove, savana, hutan rawa, daerah pinggiran hutan, semak belukar, hingga lahan hutan terbuka. Burung ini dapat terbang sejauh 40 km dalam sehari dari tempat bertengger ke lokasi yang tersedia sumber pakan.

Sayangnya, suku Columbidae termasuk keluarga burung yang keberadaannya mulai terancam punah. Dalam penelitian Walker (2007), ditemukan 304 jenis Columbidae yang tersebar di alam. Sementara, 19% diantaranya mulai terancam punah. Hampir semua Columbidae yang terancam punah berada di hutan tropis. Lalu, setengahnya berada di tiga wilayah yang meliputi, Indonesia, Filipina, dan Polynesia. Faktor penyebab terancamnya burung Columbidae adalah hilangnya habitat, fragmentasi akibat pertanian, penebangan hutan, dan perburuan untuk dikonsumsi.

Di Sumatera, Jawa-Bali dan Kalimantan tercatat ada 29 jenis burung dari suku Columbidae.  Berdasarkan survey yang dilakukan oleh Yasiwa dan Yayasan Ulin di Lahan Basah Mesangat Suwi, tercatat ada 7 jenis. Paling sering dijumpai pada pohon Ficus atau pohon kejawi yang sedang berbuah. Empat jenis yang paling umum dijumpai yaitu: Punai Gading (Treron vernans), Punai Bakau (Treron fulvicollis), Tekukur Biasa (Spilopelia chinensis), serta Delimukan Zamrud (Chalcophaps indica).  Sedangkan tiga jenis lainnya yang agak jarang dijumpai adalah Pergam Hijau (Ducula aenea), Pergam Kelabu (Ducula pickeringii) dan Merpati Hutan Metalik (Columbia vitiensis). Berikut adalah diskripsi empat jenis punai yang ada di sekitar LBMS.

 

Punai Gading (Treron vernans)

            Jenis burung ini biasanya hidup di daerah hutan pantai, hutan mangrove, hutan rawa, pemukiman, area terbuka, perkebunan dengan pohon yang berjarang, dan lembah yang ketinggiannya sekitar 1200 mdpl. Burung ini tersebar di Indocina, Semenanjung Malaysia, Kalimantan, Filipina, Sulawesi, Sumatera, Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara.

            Punai gading hidup dalam kelompok kecil, hidup di hutan yang rendah, dan hinggap pada pohon buah-buahan untuk mencari makan. Apabila merasa terganggu, akan terbang secara berkelompok dengan kepakan sayap keras.

Selain itu, punai gading dapat berukuran sekitar 29 cm. Pada dada bagian bawah berwarna jingga, perut hijau dengan bagian bawah kuning, sisi rusuk dan paha berwarna putih, serta penutup bagian ekornya cokelat kemerahan. Kemudian, punggung berwarna hijau, sayap gelap dengan tepi kuning, dan ekor berwarna abu-abu.

Punai Gading (Treron vernans)
Punai Gading (Treron vernans) Foto : NL

 

Punai Bakau (Treron fulvicollis)

            Burung punai bakau tersebar dibeberapa wilayah, mulai dari Semenanjung Malaysia, Sumatera, dan Kalimantan. Penyebarannya banyak dijumpai di Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah. Habitat punai bakau berada di hutan pantai, hutan mangrove, hutan rawa, hingga semak belukar terbuka. Burung ini menyukai pohon-pohon kecil sebagai tempat bersarang.

Selain itu, ciri umum burung punai bakau dapat berukuran sekitar 27 cm. Betina mempunyai kepala berwarna hijau, sementara jantan berwarna cokelat kemerah-merahan. Pada bagain dadanya berwarna kuning kecokelatan, dan jingga. Sementara pahanya berwarna kuning, bulu penutup ekor bawah berwarna cokelat kemerahan.

Punai Bakau (Treron fulvicollis)
Punai Bakau (Treron fulvicollis)

Tekukur Biasa (Spilopelia chinensis)

            Tekukur biasa mempunyai warna bulu berwarna cokelat, kemerah jambu, bulu tubuh pada bagian atas berwarna cokelat, dan paruh yang berwarna hitam, serta bulu sayap berwarna cokelat leher. Terdapat garis hitam yang khas pada bagian sisi leher. Ukurannya sekitar 30 cm, ekor yang tampak panjang, dan bulu sayap lebih gelap daripada bulu tubuhnya.

Burung tekukur tersebar di Asia Tenggara hingga Nusa Tenggara. Tekukur dapat hidup bersama manusia di sekitar sawah dan desa. Maka, sering dijadikan sebagai hewan peliharaan. Burung tekukur mencari makan di atas permukaan tanah, hidup berpasangan, dan bila terganggu akan terbang rendah di atas tanah.

Tekukur Biasa (Spilopelia chinensis)
Tekukur Biasa (Spilopelia chinensis) (Foto : NL)

 

Delimukan Zamrud (Chalcophaps indica)

Delimukan zamrud tersebar luas di dataran rendah hutam primer dan hutan sekunder submontain dari India hingga Australia. Selain itu, dijumpai di Kalimantan dan Sumatera. Sayangnya, sekitar Jawa dan Bali sudah jarang ditemukan.

Burung ini hidup berpasangan, terkadang menyendiri, dan sebagian besar menghabiskan waktu di lantai hutan yang tertutup rapat. Pada umumnya, meminum air aliran sungai maupun genangan air. Delimukan juga dapat terbang dengan cepat dan rendah di hutan. Konsorsium Yasiwa-Yayasan Ulin, ml.

Bagikan

Share on facebook
Share on twitter
Share on linkedin
Share on whatsapp

Artikel Lainnya

Burung Tekukur : Karakteristik, Habitat, dan Pola Perilaku
Srigunting, Burung Pengicau Dari Daerah Tropis
Simposium : Yasiwa – Yayasa Ulin, Ajak Kolabori Fakultas FMIPA UNMUL

MENGAPA KONSERVASI?

Banyak yang tidak menyadari begitu besar nilai dan manfaat keragaman hayati sebagai dasar dari kehidupan di bumi dan jasa ekologi yang disediakan secara cuma-cuma oleh habitat-habitat alami dalam bentang alam.
Sebagian besar keragaman hayati hidup di luar kawasan dilindungi, yang umumnya merupakan hutan dataran rendah yang memiliki keragaman hayati yang tinggi, lahan basah yang penting untuk tata air, ataupun lahan gambut yang memiliki kandungan karbon yang tinggi.
Ragam pemanfaatan bentang alam merupakan hasil perkembangan dari waktu ke waktu untuk pertanian, perkebunan, perikanan, agroforestry, pertambangan, pemukiman, yang perlu diimbangi dengan alokasi hutan lindung dan konservasi yang proporsional untuk menjaga ketahanan lingkungan
Oleh karena itu, para pihak yang memanfaatkan bentang alam bertanggung jawab untuk mempertahankan keragaman hayati dengan menyisihkan habitat-habitat alami sebagai aset yang penting untuk kehidupan masa depan. Kegiatan inti Yasiwa difokuskan pada pencapaian pengelolaan konservasi praktis dan efektif untuk keragaman hayati dan habitatnya pada beragam pemanfaatan bentang alam tersebut di atas.
Previous
Next

YASIWA, 2020