Keluarga Burung Cangak, Ardeidae

December 28, 2021

Bagikan

Share on facebook
Facebook
Share on twitter
Twitter
Share on linkedin
LinkedIn
Share on whatsapp
WhatsApp

Keluarga Burung Cangak, Ardeidae

            Burung mempunyai peran penting dalam kehidupan, baik bagi alam maupun manusia. Keberadaan burung bermanfaat bagi ekosistem, terutama dalam keseimbangan lingkungan. Selain itu, burung juga memiliki peranan dalam penyebaran biji-bijian. Hal ini terjadi saat burung memakan buah-buahan, dan bijinya. Namun, bijinya tidak hancur dalam sistem percernaannya, sehingga bila dikeluarkan biji akan tetap utuh dan dapat tumbuh.

Ardeidae merupakan keluarga burung air yang persebarannya meliputi seluruh wilayah Indonesia, mulai dari Sumatera, Jawa, Kalimantan, hingga Bali. Famili Ardeidae mempunyai pesona yang mampu menarik pandangan mata, di mana bulunya yang indah saat memasuki musim kawin.

Kelompok burung air ini juga termasuk tipe perancah yang mempunyai kaki dan paruh panjang  yang berguna untuk hidup di lahan basah. Keberadaan jenis-jenis burung ini menjadi indikator ekosistem lingkungan hingga tanaman air yang masih terjaga.

Dari 24 spesies yang terdapat di Indonesia, setengah di antaranya termasuk dilindungi. Terdapat pula 9 jenis keluarga Cangak di sekitar Mesangat-Suwi dan 6 di antaranya termasuk dalam daftar dilindungi. Peraturannya sudah tertuang dalam Undang-Undang No.5 tahun 1990 tentang konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya, serta Peraturan Pemerintah No.7 tahun 1999 tentang pengawetan jenis tumbuhan dan satwa.           

Burung Cangak Merah (Ardea purpurea)

            Cangak Merah banyak dijumpai pada habitat hutan rawa, danau yang dikelilingi banyak vegetasi, sawah, dan kadang kala ditemukan pada tambak buatan yang menampung air. Spesies ini sering menyembunyikan dirinya, bahkan jarang menghabiskan waktu pada alam terbuka, dan cenderung menghabiskan waktunya di daerah hamparan tanaman air.

Burung ini termasuk jenis karnivora yang sering berburu ikan, katak, hewan pengerat, dan serangga. Cangak Merah mempunyai bulu berwarna coklat gelap kemerahan, sementara burung dewasa memiliki warna abu-abu hitam kegelapan. Selain itu, ukuran tubuhnya cukup besar yang mencapai 60 hingga 90 cm.

 

Cangak Merah (Ardea purpurea)
Cangak Merah (Ardea purpurea)

 

Burung Kuntul Kerbau (Bubulcus ibis)

            Secara ekologis, burung ini bergantung pada lahan basah atau area perairan. Keberadaan jumlah dan populasi habitatnya menunjukkan kualitas dari lahan basah. Kuntul Kerbau banyak ditemukan pada tepian sungai, pesisir, tambak, hingga sawah. Selain itu, burung mempunyai peran penting dalam rantai makanan yang berfungsi sebagai penjaga keseimbangan alam.

Jenis ini mempunyai bulu yang didominasi warna putih dengan dahi yang berwarna jingga. Ukurannya bisa mencapai 48 – 53 cm dan bentuknya lebih ramping daripada jenis burung air lainnya. Burung ini seringkali menghabiskan waktu di kawasan sawah dekat dengan kerbau atau sapi, lalu berburu ikan, cacing, lalat, kutu, dan serangga air.

Burung Kuntul Kecil (Egretta garzetta)

            Burung air ini mempunyai habitat yang berada di daerah perairan atau lahan basah, sering dijumpai di sungai, sawah, tambak, hingga pesisir sungai. Jenis ini lebih suka beristirahat dengan bertengger di atas pohon mangrove.

Secara fisik, ukurannya mencapai 55 – 56 cm dengan bentangan sayap sekitar 88 – 105 cm. Kuntul Kecil memangsa ikan kecil, katak, udang, dan kepiting. Burung ini lebih aktif pada sore hari, saat hendak mencari makan.

 

Burung Kuntul Kecil (Egretta garzetta)
Burung Kuntul Kecil (Egretta garzetta)

 

Burung Cangak Abu (Ardea cinerea)

            Burung Cangak usia dewasa mempunyai ukuran yang besar dengan perpaduan warna putih, abu-abu, dan sedikit campuran hitam. Sementara burung yang masih muda mempunyai kepala yang berwarna keabu-abuan dan belum tampak warna hitamnya.

Jenis ini mencari mangsa ikan air tawar di daerah yang basah, seperti danau atau pesisir pantai. Selain itu, Ardea ciberea ini lebih sering hidup berkoloni atau berkumpul dengan jenis kuntul lainnya.

Burung Kuntul Besar (Ardea alba)

            Sesuai dengan namanya, burung Kuntul ini mempunyai ukuran yang besar dengan panjang 95 cm. Kuntul Besar banyak dijumpai pada area sawah, mangrove, daerah lumpur, dan pasir. Secara fisik, bulunya didominasi warna putih dengan paruh berwarna hitam dan bentuk leher yang melengkung menyerupai huruf ‘S’.

Jenis burung ini memangsa ikan, udang, belalang, dan larva capung. Mereka hidup berbaur dan berkelompok.  Sementara pada saat berkembang biak, Kuntul Besar akan bersarang bersama dengan koloni burung air lainnya.

 

Kuntul Besar Ardea alba
Kuntul Besar (Ardea alba)

 

Blekok Sawah (Ardeola speciosa)

            Pada saat usia remaja dan belum berbiak Blekok Sawah mempunyai bulu punggung yang berwarna coklat kehitaman. Sedangkan bagian tubuh atasnya berwarna coklat. Sementara saat berbiak, kepala dan dadanya akan berwarna kuning tua. Ukurannya sekitar 46 cm dengan paruh yang panjang dan lurus.

Keberadaannya sangat bermanfaat bagi para petani karena dapat mengontrol populasi hama di sawah. Burung air ini banyak dijumpai di sawah, rawa, tambak, mangrove, hingga pinggiran sungai. Blekok Sawah memangsa ikan, berudu, kodok, serangga air, jangkring, udang, belalang, hingga keong kecil sebagai makanannya.

 

Cangak Merah (Ardea Pupurea
Blekok Sawah (Ardeola speciosa)

 

Burung Kuntul Perak (Egretta intermedia)

            Kuntul Perak banyak dijumpai dan berkembang biak di daerah pesisir hutan bakau Bontang, Kalimantan Timur. Keberadannya pun dianggap sangat penting, sehingga dijadikan maskot flora Kota Bontang.

Selain itu, banyak juga ditemukan di danau, rawa, sawah, hingga gosong lumpur. Burung ini akan menyebar ketika mencari makan, tetapi akan berkumpul saat merasa terganggu. Jika dilihat dari fisiknya, Kuntul Perak mempunyai bulu berwarna putih dengan paruh yang tidak terlalu panjang. Paruhnya berwarna kuning, tetapi seiring musim bisa menjadi coklat atau hitam. Jenis ini memangsa ikan, katak, serangga, dan belalang.

Burung Kuntul Cina (Egretta eulophotes)

            Burung air ini mempunyai ukuran yang lebih besar, yaitu sekitar 68 cm. Selain itu, bulunya bewarna putih, dan warna kaki kehijauan. Sementara paruhnya berwarna hitam dengan bagian pangkal bawah berwarna kuning. Ketika masa berbiak paruhnya berwarna kuning dengan kaki yang hitam.

Habitatnya berada di sawah, rawa-rawa, gosong lumpur, dan aktif mencari mangsa pada air yang dangkal. Burung ini mencari makan secara berkelompok dengan memangsa ikan kecil dan hewan air kecil lainnya.

Burung Kowak Malam Kelabu (Nycticorax nycticorax)

Kowak Malam mempunyai ukuran kepala yang besar dengan paruh hitam panjang dan runcing. Kepalanya berwarna hitam kebiruan, lalu bulu dada dan leher yang berwarna putih. Selain itu, mempunyai iris mata yang berwarna merah. Sementara kakinya berwarna kuning yang dapat berubah menjadi merah saat musim berbiak. Ukuran tubuhnya sekitar 64 cm dengan sayap dan ekor yang berwarna abu-abu.

Burung ini hidup berkelompok dengan sifat nokturnal. Pada siang hari cenderung tenang dan beristirahat di atas pohon mangrove. Apabila merasa terganggu, ia akan terbang. Sementara pada malam hari, Kowak akan mulai aktif mencari makan. (konsorsium Yasiwa-Yayasan Ulin/ml).

Spesies ini dijumpai area sekitar sungai, tambak, rawa, hingga pada rumput. Biasanya, memangsa kodok, ikan, serangga kecil, ular kecil, hingga cecurut. Keberadaan Kowak Malam menjadi penyeimbang ekosistem danau melalui rantai makanan dan kotorannya pun bermanfaat untuk menyuburkan tanah.

 

Burung Kowak Malam Kelabu (Nycticorax nycticorax)
Burung Kowak Malam Kelabu (Nycticorax nycticorax)

Bagikan

Share on facebook
Share on twitter
Share on linkedin
Share on whatsapp

Artikel Lainnya

Pelatihan Pengelolaan Website Desa: Langkah Strategis Menuju Transformasi Digital
Rencana Strategis Yasiwa
Rencana Strategis Yasiwa
Merajut Komunikasi Untuk Pengelolaan KEP LBMS

MENGAPA KONSERVASI?

Banyak yang tidak menyadari begitu besar nilai dan manfaat keragaman hayati sebagai dasar dari kehidupan di bumi dan jasa ekologi yang disediakan secara cuma-cuma oleh habitat-habitat alami dalam bentang alam.
Sebagian besar keragaman hayati hidup di luar kawasan dilindungi, yang umumnya merupakan hutan dataran rendah yang memiliki keragaman hayati yang tinggi, lahan basah yang penting untuk tata air, ataupun lahan gambut yang memiliki kandungan karbon yang tinggi.
Ragam pemanfaatan bentang alam merupakan hasil perkembangan dari waktu ke waktu untuk pertanian, perkebunan, perikanan, agroforestry, pertambangan, pemukiman, yang perlu diimbangi dengan alokasi hutan lindung dan konservasi yang proporsional untuk menjaga ketahanan lingkungan
Oleh karena itu, para pihak yang memanfaatkan bentang alam bertanggung jawab untuk mempertahankan keragaman hayati dengan menyisihkan habitat-habitat alami sebagai aset yang penting untuk kehidupan masa depan. Kegiatan inti Yasiwa difokuskan pada pencapaian pengelolaan konservasi praktis dan efektif untuk keragaman hayati dan habitatnya pada beragam pemanfaatan bentang alam tersebut di atas.
Previous
Next

YASIWA, 2020