Tunjuk Langit : Tumbuhan Obat, Banyak Khasiat

December 17, 2021

Bagikan

Share on facebook
Facebook
Share on twitter
Twitter
Share on linkedin
LinkedIn
Share on whatsapp
WhatsApp

Tunjuk Langit (Helminthostachys zeylanica) salah satu jenis tumbuhan paku-pakuan dari keluarga Ophioglossaceae yang banyak dijumpai pada kawasan hutan tropis, rawa terbuka, lantai hutan yang lembab, daerah tepi sungai berpasir atau berlumpur, hingga daerah yang kaya akan humus.

Jenis ini termasuk tumbuhan asli yang berasal dari Asia Tenggara dan Australia. Sementara di India jenis ini tergolong ke dalam flora langka, lalu di China juga termasuk dalam spesies langka (hampir punah). Tumbuhan ini juga di kenal di berbagai wilayah Indonesia, salah satunya di sekitar lahan basah Mesangat-Suwi.

Tumbuhan ini mempunyai rizhome atau rimpang, dan akar serabut yang menebal, beberapa daun majemuk pada satu batang tunggal dan bagian atasnya terdapat sporangium yang menegak ke atas. Pertumbuhan tunjuk langit dengan spora bergantung kepada jenis mikroba endofitik di dalam tanah, yaitu Prothallus tuberous yang akan membantu perkembangan sebelum berkecambah.

Semua bagian tumbuhan tunjuk langit mempunyai khasiatnya masing-masing dan telah lama digunakan oleh masyarakat sebagai obat tradisional. Berdasarkan hasil uji fitokimia, tumbuhan ini mengandung senyawa flavonoid, polifeniol dan saponin. Pada bagian getah tumbuhan ini juga memiliki aktivitas biologis sebagai antivirus. Beragam macam khasiat dari bagian tumbuhan ini, di antaranya

 

Daun Bermanfaat Untuk Obat dan Pangan

Bagian daunnya dapat dikeringkan dan dihisap untuk mengatasi pendarahan hidung atau mimisan, cedera paru-paru, dan dapat menghambat pertumbuhan bakteri. Selain dimanfaatkan sebagai obat herbal, ternyata tunjuk langit juga dapat digunakan sebagai bahan pangan yang diolah menjadi sayur.

Dalam beberapa penelitian, dikatakan bahwa masyarakat Suku Dayak Ngaju, Kalimatan Tengah telah memanfaatkan paku-pakuan ini sebagai bahan pangan. Sementara masyarakat desa Waeseli di Provinsi Maluku memanfaatkan daunnya untuk mengatasi gangguan tidur, mengobati rasa Lelah dan penghangat tubuh (Journal Pharmacy and science, vol. 12 no 1 Juli 2020).

Selain itu, daun dan tangkai daun mudanya dapat dimakan secara langsung atau mentah. Uniknya, pada bagian tangkai daun digunakaan untuk kerajinan tangan maupun anyaman. Sebagian orang juga memafaatkannya sebagai tanaman hias.

 

Akar dan Rimpang, Mempunyai Segudang Manfaat Untuk Kesehatan

Masyarakat Suku Dayak sudah menggunakan bagian umbi tunjuk langit sebagai obat herbal untuk mengobati anak-anak yang mengalami kejang-kejang hingga kaku persendiaan. Cara mengolahnya juga sederhana, hanya dihaluskan dan dioleskan pada bagian tubuh yang sakit. Bagian rimpangnya digunakan sebagai obat anti radang hingga penyembuhan penyakit paru-paru.

Selain itu, bermanfaat untuk obat kuat, impotensi, menyembuhkan malaria, penyakit kuning, dan penambah darah alami. Bagian dari tumbuhan ini juga mengandung senyawa flavonoid yang berfungsi sebagai anti peradangan, anti hiperurisemia, dan campuran bahan pengobatan penyakit kanker.

Masyarakat Melayu menggunakan akar tunjuk langit sebagai obat batuk 100 hari, penyakit hidung dan tenggorokan. Cara mengonsumsinya dengan memakan bagian akar yang sudah ditumbuk halus bersama dengan buah pinang.

Bagian rimpangnya juga dimanfaatkan untuk pengobatan tradisional di China sebagai herbal agen antipiretik (penurun panas, anti nyeri), radang tenggorokan, obat kuat, penambah darah, penyembuh disentri, dan malaria. Berdasarkan hasil penelitian juga diperoleh bahwa herbal ini berpotensi memperbaiki resistensi insulin atau diabetes militus tipe 2.

Keberadaan Tunjuk Langit Semakin Langka

            Helminthostachys zeylanica mempunyai nilai ekonomi sebagai tanaman obat. Namun, bila pemungutannya tidak dilakukan dengan benar akan berpotensi punah. Maka dari itu, untuk menjaga kelestarian dan ketersediaannya bisa dilakukan melalui pemberdayaan masyarakat untuk membudidayakannya.

Tanaman Obat Tunjuk Langit
Tunjuk Langit

Bagikan

Share on facebook
Share on twitter
Share on linkedin
Share on whatsapp

Artikel Lainnya

Burung Tekukur : Karakteristik, Habitat, dan Pola Perilaku
Srigunting, Burung Pengicau Dari Daerah Tropis
Simposium : Yasiwa – Yayasa Ulin, Ajak Kolabori Fakultas FMIPA UNMUL

MENGAPA KONSERVASI?

Banyak yang tidak menyadari begitu besar nilai dan manfaat keragaman hayati sebagai dasar dari kehidupan di bumi dan jasa ekologi yang disediakan secara cuma-cuma oleh habitat-habitat alami dalam bentang alam.
Sebagian besar keragaman hayati hidup di luar kawasan dilindungi, yang umumnya merupakan hutan dataran rendah yang memiliki keragaman hayati yang tinggi, lahan basah yang penting untuk tata air, ataupun lahan gambut yang memiliki kandungan karbon yang tinggi.
Ragam pemanfaatan bentang alam merupakan hasil perkembangan dari waktu ke waktu untuk pertanian, perkebunan, perikanan, agroforestry, pertambangan, pemukiman, yang perlu diimbangi dengan alokasi hutan lindung dan konservasi yang proporsional untuk menjaga ketahanan lingkungan
Oleh karena itu, para pihak yang memanfaatkan bentang alam bertanggung jawab untuk mempertahankan keragaman hayati dengan menyisihkan habitat-habitat alami sebagai aset yang penting untuk kehidupan masa depan. Kegiatan inti Yasiwa difokuskan pada pencapaian pengelolaan konservasi praktis dan efektif untuk keragaman hayati dan habitatnya pada beragam pemanfaatan bentang alam tersebut di atas.
Previous
Next

YASIWA, 2020