Rakor Forum : Membangun Sinergi dan Pengelolaan KEE LBMS

November 3, 2021

Bagikan

Share on facebook
Facebook
Share on twitter
Twitter
Share on linkedin
LinkedIn
Share on whatsapp
WhatsApp

Menyadari bahwa potensi lahan basah sangat penting, perlu meningkatkan kesadaran dan komitmen dari para pihak guna menjaga kawasan tersebut. Melalui rapat forum (28/9), dibangun pemahaman dan komitmen para pihak dalam mengoptimalkan peran sekaligus keterlibatan para pihak dalam mengelola Kawasan Ekosistem Esensial Lahan Basah Mesangat-Suwi (KEE LBMS). 

Rapat dibuka dengan sambutan Bupati Kutai Timur Ardiansyah Sulaiman yang mendukung bahwa lahan basah patut dilindungi dan dilestarikan keberadaanya sebagai habitat satwa yang menjadi perhatian dunia, yaitu buaya badas dan bekantan, serta pusat perikanan air tawar.

Setelah membuka Rapat Koordinasi secara resmi, beliau juga berkenan mengikuti pemaparan dari tiga narasumber mengenai perkembangan program yang sedang berjalan, kebijakan konservasi kehati di luar Kawasan, dan penyusunan rencana startegis restorasi LMBS. 

Beliau menunjukan antusiasnya terhadap lahan basah, karena sebelum menjabat sebagai Bupati, beliau pernah menjadi guru di daerah Muara Ancalong. Pemahaman mengenai kondisi lahan basah pun sudah khatam, sehingga tumbuh kepedulian dan perhatian untuk menjaga lahan basah yang pernah menjadi pusat perikanan darat di Kabupaten Kutai Timur tersebut. Tentunya, ini menjadi sebuah kebanggaan, sebab tidak biasanya bapak Bupati berkenan meluangkan waktu untuk dapat mengikuti pemarapan hingga selesai. 

 Dalam rapat tersebut, diharapkan dapat terbangun persamaan persepsi dan pemahaman semua para pihak yang terlibat dalam pengelolaan KEE LBMS. Mengingat, tantangan pengelolaan KEE LBMS cukup kompleks. Adanya rapat forum juga berperan sebagai wadah berkomunikasi, memberikan update program yang sedang dijalankan, berkolaborasi, dan integrasi perencanaan para pihak dalam melaksanakan tupoksi masing-masing. 

Acara Rakor Forum KEE diharapkan dapat menghasilkan kesimpulan pengeloaan KEE yang mendukung visi dan misi Pemerintah Daerah, yakni “Mewujudkan Sinergi Pengembangan Wilayah dan Integrasi Pembangunan yang Berwawasan Lingkungan”. Untuk melaksanakan pembangunan yang berkelanjutan dengan salah satu program prioritas, yaitu peningkatan kerja sama pemerintah dengan swasta dan masyarakat,” Ujar Bupati Kutai Timur 

Terkait dengan visi dan misi pemerintah, Konsorsium Yasiwa-Yayasan Ulin bersama anggoya forum yang lain sedang membangun sinergi program untuk melindungi LBMS. Program ini selain mendukung pencapaian misi ke 5 kabupaten, juga mendukung pencapaian misi ke 4 provinsi, dan menjadi model inisiatif Green Growth Compact atau Kaltim Hijau. 

Dinas Pendidikan turut andil berkaborasi dan menyinambungkan kegiatan yang pernah dijalankan bersama Yasiwa, yaitu bimbingan teknis (Bimtek) kepada para guru untuk membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tentang lahan basah. Bahkan, pengetahuan mengenai lahan basah juga dianggap penting untuk dimasukkan sebagai muatan kurikulum pendidikan. 

Rifanie selaku perwakilan Dinas Pariwisata, juga sudah berkunjung ke danau Lua Putih sekaligus mempromosikannya sebagai destinasi wisata Kabupaten Kutai Timur. Begitu pula dengan Dinas Perkebunan yang siap berkomitmen untuk bekerja sama dengan dunia usaha dan mengawal pengelolaan Nilai Konservasi Tinggi (NKT) di areal perusaahan.

Meski pertemuan forum sempat tertunda akibat penerapan PPKM, akhirnya rapat telah terlaksana dengan penuh antusias para peserta. Paling tidak, sebanyak 73,5 % (25 dari 34 institusi) anggota forum telah hadir. Adapun kesepakatan yang dicapai dalam rapat, yakni para pihak akan menandatangani kesepakatan bersama secara door to door. Selanjutnya akan, melakukan evaluasi pelaksanaan rencana aksi tahun 2019 – 2023.

Sementara masukan dari Tenaga Ahli kajian sosial, banyak pengetahuan tradisional yang dapat digali lebih dalam lagi mengenai tradisi dan kegiatan ekonomi masyarakat. Hal ini bertujuan agar tidak hanya berfokus pada konservasi saja, tapi juga menyangkut isu-isu lainnya termasuk perkembangan ekonomi masyarakat. Butapi Kutai Timur menekankan kepada OPD dan para pihak untuk mengelola KEE LBMS dengan penuh kesungguhan (ml).

 

Rapat Forum KEE LBMS 2021
Rapat Forum KEE LBMS 2021

 

Rapat Forum KEE LBMS 2021
Rapat Forum KEE LBMS 2021

 

 

Bagikan

Share on facebook
Share on twitter
Share on linkedin
Share on whatsapp

Artikel Lainnya

Alap-alap Capung, Burung Predator Terkecil di Dunia
Burung Perling Kumbang, Spesies Penyerbuk Tanaman
Mengenal Kucing Tandang yang Kian Terancam Punah

MENGAPA KONSERVASI?

Banyak yang tidak menyadari begitu besar nilai dan manfaat keragaman hayati sebagai dasar dari kehidupan di bumi dan jasa ekologi yang disediakan secara cuma-cuma oleh habitat-habitat alami dalam bentang alam.
Sebagian besar keragaman hayati hidup di luar kawasan dilindungi, yang umumnya merupakan hutan dataran rendah yang memiliki keragaman hayati yang tinggi, lahan basah yang penting untuk tata air, ataupun lahan gambut yang memiliki kandungan karbon yang tinggi.
Ragam pemanfaatan bentang alam merupakan hasil perkembangan dari waktu ke waktu untuk pertanian, perkebunan, perikanan, agroforestry, pertambangan, pemukiman, yang perlu diimbangi dengan alokasi hutan lindung dan konservasi yang proporsional untuk menjaga ketahanan lingkungan
Oleh karena itu, para pihak yang memanfaatkan bentang alam bertanggung jawab untuk mempertahankan keragaman hayati dengan menyisihkan habitat-habitat alami sebagai aset yang penting untuk kehidupan masa depan. Kegiatan inti Yasiwa difokuskan pada pencapaian pengelolaan konservasi praktis dan efektif untuk keragaman hayati dan habitatnya pada beragam pemanfaatan bentang alam tersebut di atas.
Previous
Next

YASIWA, 2020